STIM Gelar Seminar Perkembangan Muslim Dunia

Dr. Abdul Khoris Al-Masyhari, M.A. (KetuaKomisi I DPR RI),dan Sawyer Martin French, M.A. (Muslim Amerika) sebagai pembicara dalam seminar internasional di STIM Al Mukmin Ngruki Sukoharjo. FOTO : ADE UJIANINGSIH/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Beragamnya informasi mengenai perkembangan Islam di dunia membuat banyak pihak ingin mengetahui informasi yang sebenarnya. Mengacu berbagai tulisan diberbagai media maupun jurnal Ilmiah, Agama Islam berkembang sangat pesat, baik di negara Amerika maupun di negara-negara Komunis. Bahkan tidak sedikit para pengamat dan pakar yang memprediksikan bahwa Islam akan menjadi agama besar baik di kawasan Amerika maupun di Negara Komunis tersebut.

Menjawab pertanyaan tersebut, Sekolah Tinggi Islam Al-Mukmin Surakarta menggelar seminar Internasional dengan mengundang dua nara sumber yang mumpuni, Abdul Khoris Al-Masyhari, Ketua Komisi I DPR RI dan Sawyer Martin French, seorang Muslim warga Amerika.

“Kami ingin mendengar langsung informasi mengenai bagaimana perkembangan muslim di dunia, khususnya Amerika serikat dan negata komunis,” kata Sutino Irsyad Fikri, direktur STIM disela seminar yang digelar di Aula STIM, Ngruki, Sukoharjo, Minggu (26/11).

Baca juga:  2.117 Petugas Keamanan Tempat Ibadah Diberi Honor

Seminar yang diikuti 360 peserta dari akademisi dan masyarakat umum ini mengambil tema ‘The Development of Islam and Culture in the United State and Cominist Countries (Fomer East)’ atau Perkembangan Islam dan budaya di amerika Serikat dan Negara Komunis (Blok Timur).

iklan

Sawyer Martin, mualaf yang lama menetap di Indonesia mengatakan bahwa Perkembangan muslim di dunia sangat pesat, ditandai juga dengan berdirinya sejumlah masjid masjid besar di negara tersebut.

“Banyak remaja khususnya remaja putri yang masuk Muslim, perkembangan sangat pesat sekali,” ungkap Martin.

Abdul kharis, Ketua Komisi 1 DPRRI menangkap dari pesatnya perkembangan Islam di dunia Barat atau negara Komunis agar disikapi Indonesia dengan makin menunjukkan persatuannya sebagai negara berpenduduk muslim terbesar didunia.

Baca juga:  Terapkan ETLE, Polda Jateng Pasang Kamera Tilang Elektronik di 26 Titik

“Ini semakin meneguhkan bahwa nilai-nilai relegiusitas yang sudah mengakar di Indonesia sebagai aset termahal bagi bangsa Indonesia sehingga aset tersebut selayaknya dijaga dan dilestarikan dan tidak boleh musnah dari Negeri Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).”tandas Abdul Kharis.

Sementara itu, Ustad Wahyuddin ketua yayasan Al Mukmin Ngruki menyambut positif seminar internasional tersebut.

“Diharapkan dengan digelar seminar internasional oleh tokoh dunia dan anggota DPRRI bisa membuka wawasan mengenai Islam di dunia internasional dan nasional. Sekaligus bisa mendukung Misi Al mukmin yang pendidikan, dakwah, ekonomi dan sosial,” yandas Ustad Wahyuddin. (dea/s18)

 

iklan