JATENGPOS.CO.ID, Jakarta – Mohamed Salah tampil luar biasa sejak bergabung dengan Liverpool. Kiprah pemain Mesir itu mengikis islamfobia di kota Merseyside.
Hal itu seperti dipaparkan oleh sebuah studi Universitas Stanford yang dilansir Sky Sports, dalam sebuah laporan berjudul: Bisakah Eksposur pada Selebritis Mengurangi Prasangka? Efek Mohamed Salah pada Kebiasaan dan Sikap Islamfobia.
“Secara keseluruhan, kami menginterpretasikan hasil akhir ini mendukung hipotesis bahwa kehadiran Salah di Liverpool menyebabkan menurunnya tindakan pihak yang fanatik secara ekstrim,” jelas laporan itu.
“Kami juga menemukan bahwa unggahan kicauan antimuslim fans Liverpool berkurang separuhnya (turun dari 7,2 persen menjadi 3,4 persen kicauan mengenai muslim) dibandingkan fans dari tim top Inggris lainnya,” tambah pernyataan itu lagi.
“Eksperimen dari survei ini menunjukkan bahwa hasil ini mungkin didorong oleh meningkatnya keakraban dengan Islam. Temuan kami mengindikasikan bahwa eksposur pada seorang panutan kaum minoritas bisa menampilkan informasi baru yang bisa lebih memanusiakan kaum minoritas,” penelitian itu menambahkan.
Selain Salah, di Liverpool ada pemain musim lainnya. Xherdan Shaqiri, Sadio Mane, dan Naby Kieta merupakan deretannya. Keempatnya menjadi bagian Liverpool saat menjuarai Liga Champions 2018/2019.
Salah mempunyai cara tersendiri untuk memperkenalkan Islam, dengan melakukan sujud syukur selepas mencetak gol. Saking seringnya salah bikin gol sampai ada chant fans Liverpool yang berbunyi seperti ini. “Mo Sa-la-la-la-lah, Mo Sa-la-la-la-lah, if he’s good enough for you, he’s good enough for me, if he scores another few, then I’ll be Muslim too.”
Manajer Liverpool, Juergen Klopp, pernah bilang bahwa Salah merupakan duta yang paling pas untuk Mesir dan dunia Arab dengan prestasi yang diukirnya.
“Itu (apa yang dilakukan Salah) fantastis. Itulah yang kita butuhkan di periode seperti ini,” ucap Juergen Klopp dikutip dari The Sun beberapa waktu lalu.
“Melihat anak mudah yang cakap ini, penuh kegembiraan, penuh cinta, penuh persahabatan, penuh segalanya. Dia berada di dunia di mana kita semua kesulitan memahami apa yang terjadi di dunia ini,” lanjut Klopp lagi. (fid/dtk)