Sudirman : Pembangunan Sektor Energi Terbarukan Kurang Diperhatikan 

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat menjadi Nara sumber dalam seminar nasional Ketahanan Energi Nasional di Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, Sabtu (25/11). FOTO : DOK/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan pembangunan sektor energi dalam status lampu kuning. Sulit keluar dari pola pikir myopic (lamur atau tidak jelas), jangka pendek, dan terlalu pragmatis menyebabkan perhatian pada energi baru dan terbarukan kurang kuat.

“Sikap ini mengakibatkan fokus perhatian pada energi baru dan terbarukan juga kurang kuat,” cetusnya dalam seminar nasional Tantangan Pengembangan Renewable Energy di Indonesia untuk Ketahanan Energi Nasional di Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret  (UNS), Solo, Jawa Tengah, Sabtu (25/11).

Lebih lanjut ia mengungkapkan, trend dunia semakin agresif membangun energi baru terbarukan. Sementara Indonesia semakin meminggirkan pembangunan energi bersih ini.

Baca juga:  Demi Sudirman Said, Ariyanti Dewi Putuskan Keluar Golkar

“Regulasinya sudah cukup baik, minat investor cukup bagus, tetapi kebijakan yang konsisten dan disentif dari pemerintah membuat pengembanhan energi baru terbarukan mendek,” papar calon gubernur Jateng ini.


Sudirman mengemukakan, membangun kekuatan energi memerlukan cara padang visioner dan strategis. Lawan berpikir visioner dan strategis adalah berpikir jangka pendek dan pragmatis.

Sudirman mengingatkan, energi, pangan, dan air adalah kebutuhan dasar yang sangat menentukan kekuatan dan daya saing suatu bangsa. Banyak konflik di dunia yang dilatarbelakangi oleh perebutan sumber daya, termasuk sumber daya energi.

Karenanya, imbuh dia, pembangunan sektor energi harus berpikir untuk jangka panjang. Bukan untuk kepentingan sesaat. (aam/s18)