JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Pemilu 2019 sudah di depan mata. Dalam rangka turut menyukseskan pesta demokrasi yang diagendakan pada 17 April itu, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Demak berupaya menjaga keandalan pasokan listrik. Dengan begitu, proses penghitungan dan rekapitulasi suara berjalan lancar.
Di sela kegiatan pemeliharaan jaringan dengan sistem Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), Manajer PLN UP3 Demak Ahmad Samsuri menjelaskan, tim PDKB merupakan bagian dari tim pemeliharaan rutin dengan pelayanan tanpa padam, dimaksudkan meningkatkan keandalan jaringan serta kualitas pelayanan. Terlebih sebentar lagi akan diselenggarakan pemilu, sebagaimana usulan KPU, maka PLN pun berupaya meminimalkan terjadinya listrik padam.
“Pada dasarnya listrik padam ada dua jenis yakni pemadaman akibat force majeure dan terencana. Force majeure terjadi dampak dari hal-hal tak terduga seperti bencana. Sedangkan pemadaman terencana terkait pemeliharaan jaringan,” tuturnya, didampingi Manajer Bagian Jaringan, M. Gati Jayeng, serta Humas, Bagus Prasojo, Selasa (9/4).
Sehubungan agenda Pemilu 2019, lanjut Ahmad Samsuri, kegiatan pemeliharaan jaringan pun dioptimalkan khususnya pada jalur-jalur utama. Antara lain dengan PDKB, agar proses peremajaan jaringan bertegangan tinggi hingga 20.000 volt itu tidak mengganggu kegiatan 696.000 pelanggan PLN UP3 Demak, baik kelompok rumah tangga maupun usaha atau industri.
Meski PDKB berisiko, namun disebutkan, selama dikerjakan sesuai SOP dilengkapi peralatan canggih dan menggunakan alat pelindung, diyakini tidak akan ada masalah atau nol risiko. Pada saat sama pelanggan dapat tetap melanjutkan aktifitas.
Sebab jika harus memadamkan satu jalur saat pemeliharaan, banyak pelanggan bakal terdampak pemadaman.
Maka dari itu, PDKB menjadi keharusan demi menjaga kontinyuitas pasokan listrik serta berdampak pada kepuasan pelanggan.
Termasuk pemeliharaan rutin harian, menurut Ahmad Samsuri, pemotongan ranting pohon yang menghalangi kabel-kabel listrik. Selain itu ada pula inspeksi jaringan, yang dilakukan dengan menyusuri jaringan. Hasilnya dilaporkan ke UP3 bahkan hingga tingkat Distribusi.
“Sementara pengecekan peralatan dilakukan tiap satu semester. Jika kondisi tidak normal, tindaklanjutnya diperbaiki atau diganti,” imbuhnya.
Berkat adanya pemeliharaan rutin, lanjut M Gati Jayeng, terjadi penurunan gangguan pada penyulang jalur utama hingga 31 persen. Dari semula 216 gangguan pada 2017 menjadi 147 pada 2018. Utamanya sejak adanya PDKB pada April 2018.
Dengan kekuatan 210 personel siaga ditambah 60 orang dari vendor serta 5 unit alat berat, PLN semaksimal mungkin menjaga kontinyuitas pasokan secara sistem. Khususnya saat Pemilu 2019, diharapkan tidak ada padam, kecuali ada gangguan force majeur atau bencana.(aln)