JATENGPOS.CO.ID, SOLO — Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari menyusul kesiapan sekolah, baik protokol kesehatan maupun standar operasional prosedur di tengah pandemi COVID-19.
“Namun kami tetap mengikuti instruksi dari pusat, kalau dilihat dari keadaan Kota Solo aman-aman saja sih mau tiap hari atau berapa kali, namun kami tunggu instruksi dari pusat dulu,” kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Rabu.
Secara teknis, katanya, simulasi PTM di Solo sudah dilakukan setiap hari sehingga anak-anak sudah memahami terkait dengan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Salah satu yang diwajibkan adalah kapasitas maksimum setiap kelas 50 persen.
“Intinya sekolah siap, SOP siap, protokol kesehatan juga siap,” katanya.
Disinggung mengenai munculnya klaster penyebaran COVID-19 di salah satu pondok pesantren di Kota Solo, ia menegaskan tidak akan memengaruhi pelaksanaan PTM yang rencananya dimulai Juli mendatang.
“Insyaallah ‘enggak’, mereka kan ada di lingkungan pesantren. Kami tetap ‘on schedule’ Juli,” katanya.
Sebelumnya, muncul klaster baru penyebaran COVID-19 di salah satu pondok pesantren di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan. Pada klaster tersebut, 38 santri positif COVID-19.
Ia mengatakan saat ini semua yang positif telah dibawa ke Asrama Haji Donohudan untuk menjalani karantina terpusat. Untuk memastikan penyebarannya sudah sejauh mana, saat ini pihaknya masih melakukan penelusuran.
“Kami ‘tracing’, ‘testing’ dulu lebih lanjut. Pokoknya ada klaster baru, langsung kami kunci. Ponpes sementara di-‘lockdown’, semoga tidak menyebar lebih luas,” katanya.
Dugaan sementara, klaster tersebut berasal dari salah satu santri yang sebelumnya melakukan perjalanan mudik Lebaran 2021. (fid/ant)
