Tahun 2018 Demak Harus Raih Adipura

Wakil Bupati Demak mentargetkan tahun 2018, Demak harus bisa memperoleh adipura. FOTO : ADHI PRAMANTO/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Meraih adipura bukan perkara yang mudah, butuh kerjasama yang erat dengan semua unsur yang ada. Untuk itu dalam rangka meraih penghargaan Adipura, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk mengangkat nilai komponen TPA Kalikondang yang hanya 68,11, dengan membangun IPAL LINDI. Selain itu, kebersihan pasar dan pertokoan juga harus ditingkatkan, untuk meraih nilai rata-rata sebesar 75,00. Demikian disampaikan Wakil Bupati Demak Drs. Joko Sutanto pada evaluasi Adipura dan Penilaian Adipura Pertama di Pendopo Kabupaten Demak.

“Kita rutin kerja bhakti setiap hari jum’at serta melakukan penataan PKL di beberapa tempat. Namun, apa yang dilakukan tentunya tidak akan meraih hasil yang maksimal, jika tidak didukung oleh seluruh elemen masyarakat,” tegas Joko.

Joko juga menghimbau kepada seluruh peserta untuk dapat mengajak seluruh elemen masyarakat untuk dapat menjaga kebersihan. Karena satu sampah sejuta masalah. Artinya, jika tidak dikelola dengan baik, maka sampah yang dihasilkan dapat mendatangkan masalah. Sebaliknya, jika sampah dikelola dan dipilah sesuai dengan jenisnya, maka sampah akan mendatangkan berkah.

Baca juga:  Piutang tidak Pengaruhi Layanan Pasien RSUD dr Loekmono Hadi Kudus

“Melalui pengelolaan bank sampah, sampah yang dikelola dapat menghasilkan rupiah. Maka, jika banyak bank sampah, permasalahan sampah di Kabupaten Demak dapat teratasi,” tuturnya.

iklan

Menurutnya, sistem manajemen persampahan yang dikembangkan harus merupakan sistem manajemen yang berbasis pada masyarakat yang dimulai dari pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.

“Tentu saja hal ini harus didukung dengan adanya penyediaan sarana dan prasarana pendukung yang nantinya akan mampu mempercepat proses perubahan pola pikir masyarakat dari membuang menjadi memanfaatkan. Sehingga pendekatan pengelolaan sampah harus diubah dari cost centre menjadi profit centre. Tahun 2018 target adipura harus kita raih” ujarnya.

Sementara Kepala dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak Agus Musyafak, M.Si. menyampaikan kegiatan evaluasi ini yang diikuti oleh 100 orang ini dimaksudkan untuk mengetahui hambatan atau kendala dalam pelaksanaan adipura 2017, mempersiapkan pelaksanaan adipura berikutnya pada penilaian pertama yang akan dilaksanaakn dalam waktu dekat.

Baca juga:  Pemkab Kudus Bertekad Pertahankan Raihan Adipura

Turut hadir dalam acara tersebut Forkopimda Kabupaten Demak, Sekda Singgih Setyono, Asisten Sekda, Kepala OPD, Camat, Kepala Sekolah adiwiyata, Ketua BUMD, Ketua TP PKK, Pengelola Bank sampah.

Sementara itu Kasi Evaluasi Direktorat Pengelolaan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan Republik Indonesia Vir Katrin S Sos MSi mengatakan bahwa yang harus dievaluasi dari kabupaten Demak adalah adanya kelanjutan dari perolehan adipura tersebut. Karena kunci pokok dari sebuah kota peraih adipura adalah kota keberlanjutan.

“Ada kota yang sebelumnya memperoleh adipura, karena tidak berkelanjutan akhirnya tahun selanjutnya tidak mendapatkan adipura lagi. Semoga Demak yang sudah mendapatkan sertifikat adipura kedepan bisa mendapatkan adipura,” ujarnya.

Untuk menuju kesana Katrin menekankan pentingnya partisipasi masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan lingkungan, karena tidak bisa dilakukan oleh dinas Lingkungan Hidup saja.

Baca juga:  Jepara Zona Merah, Animo Wisatawan ke Karimunjawa Masih Tinggi

“Tidak bisa dilakukan oleh OPD saja, karena perlu partispasi masyarakat.  Nanti akan ada tambahan penilaian berupa partisipasi masyarakat untuk ikut mengelola lingkungan.  Mulai dari kader hingga bukti pengelolaan lingkungan akan dinilai.  Seperti pengelolaan bank sampah,  komunitas daur ulang, kampung organic,” ujarnya mencontohkan.

Untuk Adipura ini semua unsur harus terlibat mulai dari lurah hingga camat yang merupakan ujung tombak. Sedangkan untuk penilaian masih sama, hanya ada beberapa penambahan seperti peran serta masyarakat. Seperti inovasi pengelolan sampah menjadi gas methan yang dimanfaatkan untuk kompor gas bagi warga sekitar.

“Jika ada kerjasama dari atas sampai bawah, maka akan tercapai lingkungan yang bersih,” pungkasnya.  (adi/sgt)

iklan