
JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG– dukungan untuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo maju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 datang dari relawan berujung pada ancaman sanksi dari partai.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan tegas mengumumkan partainya akan memberi sanksi disiplin kepada kader yang menyebutkan atau disebut akan menjadi capres atau cawapres. Meski berasal dari relawan, namun tidak ada upaya menghentikan sama saja menghendaki dukungan tersebut.
Sebenarnya Ganjar berniat menjadi capres atau tidak? Saat ditanya soal itu, lagi-lagi Ganjar ‘ngeles’ mengalihkan pertanyaan ke kontek lain, yakni soal penanganan COVID-19 dan juga pemulihan ekonomi para pedagang yang terdampak pandemi.
“Niat saya satu, bagaimana memberesi atau membereskan pandemi ini agar sing dodolan- dodolan (yang berjualan), sekolah, wartawan isa nyambut gawe ngono lho (bisa bekerja),” kata Ganjar kepada wartawan di kantornya, Rabu (22/9/2021).
Diungkit soal banyaknya dukungan yang sudah mengalir padanya, Ganjar juga menegaskan soal penanganan pandemi COVID-19. Apalagi saat ini ditemukan klaster sekolah di Jawa Tengah.
“Tanggapannya ngurus pandemi sampai beres. Ini aja PTM (pembelajaran tatap muka) masih ada yang ketularan, izinnya tidak dilaksanakan, kontrolnya lebih penting, saya lebih konsentrasi ke sana,” tegas Ganjar.
Terkait sikap Ganjar tersebut, pakar politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio menilai Ganjar Pranowo perlu melakukan deklarasi untuk memutuskan maju tidaknya ke Pilpres 2024.
“Kalau menurut saya, kalau Ganjar benar-benar percaya diri, saat ini dia deklar aja akan maju ke Pilpres atau tidak. Kalau seperti ini kan bagaimana kita mau jadiin seorang calon presiden, tapi nggak tahu maunya apa. Dia mau maju atau tidak,” ujar Hendsat kepada wartawan, Selasa (21/9/2021).
Hensat mengatakan, nama Ganjar kerap dalam survei masuk dalam tiga besar capres 2024. Menurutnya, PDIP ingin mendengar keputusan Ganjar terkait maju atau tidaknya di pilpres mendatang.
“Di lembaga-lembaga survei, dia tiga besar. Tapi kan habis itu nggak pernah ada konkretnya mau apa setelah itu. Misalnya dia bilang terang-terangan, bilang ‘Bu Mega, Mbak Puan, saya Ganjar Pranowo kader PDI Perjuangan, Gubernur Jawa Tengah menyatakan tidak akan maju ke pemilu presiden 2024’,” tuturnya.
“Tapikan itu tidak pernah terdengar, mungkin itu yang ingin di dengar oleh Teuku Umar, mas Ganjar tuh maunya apa,” lanjut Hensat.
Hendsat menyebut Ganjar perlu berhati-hati terhadap dukungan yang telah diberikan kepadanya untuk nyapres di 2024, semisal dukungan dari Jokowi Mania (JoMan).
“Apalagi kemudian Ganjar menerima pinangan dari relawan Jokowi, mestinya Ganjar itu waspada. Maksudnya waspada tuh, relawan itu harusnya sukarela mendukung satu orang dan royal. Dia relawan pak Jokowi, Pak Jokowinya belum selesai tapi sudah pindah ke Ganjar, mau ngapain itu relawan,” tuturnya seperti dilansir dari detikcom.
Hensat mengatakan Ganjar dibesarkan oleh PDIP, sehingga menurutnya Ganjar sebaiknya tidak keluar dari PDIP. Saat ini, sambung Hensat, Ganjar perlu fokus dalam menjalankan tugas sebagai Gubernur Jawa Tengah.
“Sebetulnya Ganjar ini dibesarkan oleh PDI Perjuangan, jadi menurut saya jangan dia keluar dari PDI Perjuangan. Stay saja sama PDI Perjuangan. Bila nanti calon presiden dari PDI Perjuangan menang lagi, sangat mungkin dia masuk jajaran menteri. Kalau menurut saya dia seharusnya fokus di situ,” katanya. (dtc/muz)