Tak Mudah Latih Liverpool

JATENGPOS.CO.ID,  LIVERPOOL – Siapa calon suksesor Jurgen Klopp di Liverpool kian terlihat jelas. Dari rumor Xabi Alonso, Roberto De Zerbi, hingga Ruben Amorim, saat ini The Reds erat dikaitkan dengan peramu taktik dari Belanda, Arne Slot.

Pembicaraan mengenai kedatangan Slot semakin santer beredar, mendekati kenyataan, setelah Fabrizio Romano – pakar transfer sepak bola Eropa – angkat bicara di media sosial (X).

Kabarnya, Liverpool dan Feyenoord (klub Slot) tengah berdiskusi soal pembayaran kompensansi sang pelatih, dan pembicaraan kedua klub positif.

Slot dikenal di Belanda dengan reputasinya sebagai pelatih yang memiliki filosofi sepak bola ofensif. Selama tiga tahun melatih Feyenoord, Slot telah mempersembahkan satu Eredivisie dan sebelumnya pernah membesut AZ Alkmaar.


Melatih Liverpool tidak akan mudah bagi Slot. Ia akan meneruskan warisan Klopp yang sudah melatih klub sejak 2015, telah memenangi Liga Champions, Piala FA, Piala Liga, dan Premier League. Terlebih, ada potensi besar skuad akan berubah.

Klopp sudah lama membesut Liverpool dan saat ia pergi di akhir musim, ada potensi eksodus besar pemain mengikuti kepergiannya. Terlebih, staf kepelatihannya sudah memastikan mengikuti kepergian Klopp.

Baca juga:  Transfer Januari Dibekali Rp 2 T

Eks pemain Liverpool, Ryan Babel, menilai setidaknya ada 40 orang yang akan mengikuti kepergian Klopp dan tugas meneruskan warisannya tidak mudah bagi Slot, jika pada akhirnya ia melatih Liverpool.

“Selain Klopp, saya memahami bahwa setidaknya ada 40 orang lagi di klub yang akan hengkang. Dari staf dapur hingga staf dan analis. Seorang pelatih yang datang harus menggantikannya, dan itu tampaknya tidak mudah bagi saya,” papar Babel dikutip dari Goal.

Menilik Liverpool era Jurgen Klopp yang disegani di Inggris dan Eropa, dengan gaya bermain mereka, tugas Slot tidak akan mudah dalam melanjutkan warisan Klopp di Liverpool.

“Saya mendapat kesan Slot menonton FC Barcelona sepanjang hari dan malam,” ujar Bert Konterman,  manajer teknis ketika Slot bermain di PEC, kepada surat kabar harian Belanda, Algemeen Dagblad.

“Dia menyaksikan permainan posisi, cara mereka melakukan tendangan bebas. Ketika dia tiba di klub keesokan paginya, dia sangat gembira dengan apa yang dia lihat!” lanjutnya.

Baca juga:  Layak Main di Liverpool

“Saya sama sekali tidak ingin membandingkan diri saya dengan Pep, tapi dia adalah orang yang suka mengontrol seperti saya,” kata Arne Slot kepada Voetbal International.

“Jika saya melihat diri saya sendiri, saya ingin memenangi pertandingan selama seminggu sebelum kick-off. Saya mencoba untuk menanamkan taktik yang dipilih kepada pemain saya sebanyak mungkin,” sambungnya.

“Itulah mengapa saya bisa sangat frustrasi ketika wasit melakukan kesalahan sekecil apa pun yang merugikan Anda. Ini dapat memiliki pengaruh yang sangat besar sementara Anda tidak dapat mengendalikan apa pun. Segala persiapan bisa hancur karena kesalahan wasit. Ini bisa menjadi rasa frustrasi terbesar saya!” terangnya.

“Guardiola memberi saya kesenangan terbesar dalam sepak bola. Saya lebih suka menonton Manchester City dibandingkan tim mana pun di dunia, meski sekarang saya juga menikmati menonton Napoli, Arsenal, dan Brighton,” ucap Arne Slot.

“Saya tidak ingin membandingkan Feyenoord dengan City, tapi kami kurang lebih bermain sepak bola berdasarkan filosofi yang sama: 4-3-3, membangun dari belakang, ingin memberikan tekanan pada lawan dengan lebih cepat,” cetusnya.

Baca juga:  Samurai Biru di Lini Tengan Liverpool

“Anda tidak bisa begitu saja menyerang, menyerang, menyerang. Manajer Belanda seperti Frank de Boer dan Peter Bosz juga seperti ini. Erik ten Hag tidak dan Slot tidak,” kata jurnalis Belanda, Kevin Van Nunen, kepada TNT Sports ketika Slot dikaitkan dengan lowongan di Tottenham tahun lalu.

“Ini hampir seperti pelatih Belanda yang sudah dewasa. Slot adalah penerus alami Ten Hag sebagai eksponen manajer generasi baru Belanda. Ketika Anda memiliki pertahanan yang stabil dan semua pemain tahu apa yang harus dilakukan, Anda bisa terus bermain sepak bola menyerang,” tambahnya.

“Jelas Ajax, mungkin PSV dan bahkan mungkin AZ, memiliki pemain individu yang lebih baik daripada Feyenoord, tapi mereka tidak bisa tampil sebagai sebuah tim. Satu tambah satu tidak selalu sama dengan dua, tapi di Feyenoord ada tim yang setara dengan 11 dan itulah kekuatan sebenarnya mereka musim ini,” pungkasnya. (bol/bls/riz)