Masalah pendidikan yang banyak dibicarakan selain rendahnya mutu pendidikan, juga berkaitan dengan strategi pembelajaran yang dilaksanakan yaitu pendekatan dalam pembelajaran yang masih terlalu didominasi peran guru (teacher centered), sehingga keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang. Guru lebih menerapkan peserta didik sebagai obyek pengajaran dan bukan sebagai subyek belajar. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan kemampuan berfikir holistik (menyeluruh), kreatif, obyektif, logis sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar siswa secara individual. Salah satu materi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Gandu yaitu tentang sifat cahaya, guru berusaha menerapkan pembelajaan yang tidak seperti biasanya yaitu dengan model pembelajaran, karena dengan metode yang biasa saja anak anak terkkesan bosan dan sulit menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru. model pembelajaran yang menarik dapat menjadi motivasi tersendiri ketika siswa mengikuti pembelajaran.
Talking Stick adalah suatu model pembelajaran dengan bantuan tongkat, bagi siswa yang memegang terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajarai materi pokoknya, selanjutnya diulang terus menerus. ( Agus Suprijono 2009). Talking Stick adalah model pembelajaran dengan bantuan tongkat yang mendorong siswa untuk berani menyatakan pendapatnya dan siswa yang memegang tongkat bergulir dari siswa satu ke siswa lainnya dengan diiringi oleh musik.. ( Ramadhan 2010) . Adapun tujuan dari model pembelajaran Talking Stick ini, yaitu: (1) untuk meningkatkan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, (2) melatih siswa agar mampu berbicara atau mengeluarkan pendapatnya di depan umum, (3) membuat suasana pembelajaran yang lebih hangat, menyenangkan, serta tidak menegangkan, (4) melatih mental siswa agar lebih berani saat dihadapkan oleh sebuah pertanyaan, dan (5) mendidik siswa agar mampu bergotong – royong dalam memecahkan masalah dengan teman – temannya.
langkah-langkah penerapan model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut: (a) Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang, (b) guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm, (c) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari (d) siswa berdiskusi membahas masalah, (e) guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan, (f) guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, (g) siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan, (h) guru memberikan kesimpulan, (i) guru melakukan evaluasi/penilaian (j) guru menutup pembelajaran.
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa Talking stick adalah model pembelajaran Talking Stick adalah suatu model pembelajaran dengan bantuan tongkat, siswa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Demikian seterusnya diulang terus menerus sampai semua siswa mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja. Proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan yang dipelajari. ( Suprijono 2013). Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. ( Kunandar, 2013). Hasil Belajar dalam artikel ini adalah merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Dengan model pembelajaran talking stick yang dilaksanakan di SD Negeri Gandu ternyata siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa lebih aktif dan semangat sehingga membuat pembelajaran menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar tentang sifat cahaya.
Oleh:
Diyah Purwaningtyas, S.Pd
Guru SD Negeri Gandu, Tembarak, Temanggung