Tangani  Rob, Pemkot Pekalongan Benahi Tanggul dan Kolam

Rob masih jadi pekerjaan rumah Kota Pekalongan. FOTO : DIDIK TEGUH

JATENGPOS.CO.ID, PEKALONGAN – Jebolnya tanggul di Bandengan dan belum rampungnya kolam retensi, membuat Pemkot Pekalongan  kerepotan mengatasi rob. Untunglah, sekarang ini sabuk pantai alias tanggul penahan ombak dengan sistem sandbag di Kelurahan Bandengan, Kecamatan Pekalongan Utara yang sebelumnya jebol, saat ini sudah selesai diperbaiki. Perbaikan dengan cara ditambal menggunakan karung berisi pasir (sandbag) “Di lokasi yang jebol,  di  Bandengan sudah kita pasang 160 sandbag. Tiap karung panjangnya sekitar 2,4 meter, kita susun hingga beberapa lapis. Di situ memang  paling parah, ditambah ombaknya besar,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan Slamet Miftahudin.

Baca juga:  Ganjar Berharap Kota Pekalongan Jadi Pusat Batik Dunia

Sebenarnya proses penambalan cukup singkat, yang lama adalah menunggu material karungnya. Adapun anggaran perbaikan kerusakan sabuk pantai di Bandengan dan tambak sulami sekitar Rp 150 juta dari APBD Perubahan Kota Pekalongan tahun 2017. DPUPR juga sudah mengusulkan pada APBD 2018 untuk melakukan peninggian-peninggian sejumlah titik tanggul yang di sebelah timur. “Untuk keperluan itu sudah dianggarkan Rp 200 juta,” imbuhnya.

Sebelumnya sudah cukup lama sebagai penahan ombak di pesisir Kelurahan Bandengan, Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan dibiarkan  jebol. Jebolnya tanggul yang terbuat dari geotube dan  tumpukan karung berisi pasir itu sepanjang 10 meter. Hal itu  memperparah genangan rob yang melanda permukiman sekitar.  Sementara itu, Kolam retensi berikut stasiun pompa di Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara yang dibangun Pemkot Pekalongan sejak Juli 2017 lalu dengan anggaran sekitar Rp 2 M juga  siap operasional Desember mendatang. Saat ini progress pembangunannya sudah 95 persen dan masih tahap perakitan mesin pompa pengendali banjirnya. “Smoga  pertengahan Desember rampung,” tukas Slamet Miftahudin.

Baca juga:  Bea Cukai Bekerja Sama Dengan Pemkot Pekalongan Intensifkan Operasi Cukai Rokok Ilegal

Kolam retensi itu dibangun seluas 2.200 meter persegi, dengan kedalaman sekitar 3 meter. Kolam ini dilengkapi dengan satu unit pompa pengendali banjir dengan kapasitas 800 kubik per detik. “Keberadaan kolam retensi berikut pompa air ini, berfungsi untuk menampung genangan dari kawasan Klego, Krapyak, sekitar Jalan Truntum bagian utara, dan Jalan Jlamprang bagian timur,” beber Miftahudin. Air yang ditampung di kolam retensi lalu  dialirkan ke kali mati kemudian  dialirkan lagi ke Sub sistem Banger Lama dengan bantuan mesin pompa. Di Banger Lama ini sendiri terpasang pompa air berkapasitas 3 x 900 kubik per detik. Selanjutnya  air dibuang  ke Pantai Utara. (way/dik)

iklan
iklan