JATENGPOS.CO.ID, MAKKAH – Puncak rangkaian haji atau yang sering disingkat Armuzna (Arofah, Muzdalifah, Mina), yang ditunggu-tunggu jamaah haji seluruh dunia segera tiba.
Bejan Syahidan, wartawan Jateng Pos dari Makkah Almukarromah, melaporkan, sesuai pengumuman yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi, Wukuf di Arofah jatuh pada Selasa, 27 Juni (9 Zulhijah). Hari raya Idul Adha jatuh pada Rabo, 28 Juni (10 Zulhijah). Artinya, jamaah haji akan melaksanakan rangkaian haji di Armuzna selama 5 hari, mula Selasa 27 Juni hingga Sabtu 1 Juli 2023.
Sehari sebelum wukuf atau Senin 26 Juni (8 Zulhijah), jamaah haji sejak pagi akan digiring ke Arofah. Dari hotel masing-masing akan diangkut bus secara bergantian. Dari hotel masing-masing jamaah haji sudah berihrom bagi laki-laki dan sholat sunnah ihrom sekaligus niat haji.
Mereka akan sampai di Arofah tanggal 8 Zulhijah (26 Juni) untuk bermalam. Besoknya hari Selasa 27 Juni (9 Zuljijah) melakukan Wukuf sejak habis duhur hingga jam 5 sore. Inilah waktu istimewa buat jamaah haji. Haji adalah wukuf, barang siapa tidak wukuf (berhenti sejenak) di padang Arofah, hajinya tidak sah.
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq mengatakan, wukuf adalah hadir dan berada di wilayah Arafah. Baik dalam keadaan tidur maupaun terjaga. Dalam keadaan berkendara, duduk, maupun berjalan. Serta baik dalam keadaan suci, maupun tidak suci (haid, nifas, dan junub).
Rasulullah SAW:
Artinya:”Haji adalah wukuf di Arafah.” (HR at-Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan an-Nasa’i).
Selama wukuf di Arofah, jamaah melakukan sholat duhur dan Asyar dijamak qosor. Lalu duduk untuk mendengarkan khotbah wukuf. Setelahnya hingga sore banyak melakukan doa memohon ampun atas dosa-dosa yang ada, berzikir, membaca Quran, berdoa untuk hajat-hajat anak, istri, saudara, teman dan seterusnya.
Rosululloh bersabda, doa terbaik adalah doa di Arofah. Atau doanya orang berhaji ketika Wukuf di Arofah. Maka saat wukuf harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Terutama untuk memohon ampun. Saat itulah Alloh turun ke bumi Arofah untuk mendegarkan doa-doa hambanya. Barang siapa memohon ampun akan diampuni. Siapa yang memanjatkan doa akan dikabulkan.
Rasulullah SAW bersabda: “ Doa terbaik adalah doa pada hari Arafah. Sedangkan doa terbaik yang aku dan para nabi terdahulu panjatkan adalah laa ilaha illallahu wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai’in qadir.” (HR. Tirmidzi)
Setelah memasuki magrib, jamaah melakukan sholat magrib dijamak qosor dengan isya. Setelahnya menunggu giliran untuk dipindah lagi naik bus ke Muzdalifah berjarak 5 Km. Sampai Muzdalifah mencari kerikil untuk lempar jumroh di Mina. Untuk yang nafar awal mengambil 49 kerikit. Untuk yang nafar sani 70 kerikil.
Setelah lewat tengah malam hari Rabo tanggal 10 Zulhijah (28 Juni), jamaah dipindah ke Mina. Sampai di Mina pagi hari langsung melempar jumroh aqobah 7 kerikil. Lalu pulang ke maktab (tenda) di Mina untuk bermalam. Besoknya hari Kamis untuk yang nafar awal melempar hari kedua tanggal 11 Zuhijah (29 Juni), sebanyak 21 kerikil (jumroh ula, wustho, dan qubro), masing-masing 7 kali. Lalu balik lagi ke tenda untuk bermalam. Besoknya hari Jumat tanggal 30 Juni (12 Zulhijah) melempar lagi hari ke tiga sebanyak 21 kerikil. Masing-masing melempar 7 kali untuk jumroh ula, wustho, dan aqobah. Sehingga genap 49 lemparan. Sorenya lalu meninggalkan Mina balik ke hotel di Makkah untuk pergi ke Masjidil Haram melakukan towaf Ifadhoh. Setelahnya laku tahalul sani (cukur gundul). Maka selesailah rangkaian haji dilakukan. Jamaah sudah layak menyandang predikat haji. Setalah istirahat dua hari, laku towaf wadak (perpisahan) dengan masjidil haram dan pulang je tanah air.
Untuk yang mengambil nafar sani (nafar akhir) melakukan hal yang sama. Tetapi ditambah satu hari lagi tanggal 1 Juli hari Sabtu, untuk melempar 21 kerikil (jumroh ula, wustho, aqobah). Masing-masing 7 kerikil. Genaplah 70 kali lemparan. Jadi yang nafar awal melempar 49 kerikil (3 hari/tanggal 10,11,12 zulhijah), yang nafar sani melempar 70 kerikil (4 hari/tanggal 10, 11,12,13 Zulhijah). Setelah itu, yang nafar sani balik ke hotel di Makkah, untuk selanjutya towah Ifadhoh di masjidil Haram. Lalu tahallul sani (cukur gundul). Selesailah rangkaian hajinya. Sehari sebelum pulang melakukan towaf wadak (towaf perpisahan). Lalu pulang ke tanah air.
Seperti bertita yang beredar, hasil rukyatul hilal, Mahkamah Agung Kerajaan Arab Saudi menetapkan bahwa awal bulan Dzulhijjah dimulai pada hari Senin, bertepatan dengan 19 Juni 2023. Wukuf di Arafah jatuh pada 9 Dzulhijjah atau bertepatan pada hari Selasa, 27 Juni 2023. Dengan demikian, hari raya Idul Adha jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023.
Itu akan berbeda dengan hari raya di tanah air. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 H jatuh pada hari Kamis, 29 Juni 2023 melalui Sidang Isbat yang digelar oleh Kementerian Agama. (*)