Tegaskan Tidak Ada PHK di Sritex, Wamenaker: Negara Upaya Memaksa Tidak Pailit

JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Wakil Menteri Tenaga Kerja, Immanuel Ebenezer, memastikan bahwa Pemerintah tetap pada keputusan untuk mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK) di PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Hal ini disampaikan saat menemui para buruh di Sukoharjo, 8 Januari 2025.

“Negara dalam posisi memaksa agar Sritex tidak pailit,” tegas Immanuel. Ia menambahkan, Sritex merupakan ikon industri tekstil nasional, sehingga pemerintah berkomitmen untuk tidak lepas tangan dalam menyelesaikan permasalahan perusahaan tersebut.

“Kehadiran saya di sini adalah representasi negara. Jika negara kalah dalam persoalan ini, itu akan menjadi hal yang sangat memalukan,” lanjutnya.

Di sisi lain, Presiden Direktur Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, menyebutkan bahwa manajemen telah berusaha keras untuk menjaga ketenangan para pekerja, termasuk dengan menggelar tiga kali istigasah.


Baca juga:  Polda Jateng Gelar Doa Bersama Untuk Pilkada Aman dan Damai

“Kami sudah menahan keresahan para pegawai selama ini. Namun setelah ini, mungkin kami tidak bisa lagi menahan mereka untuk tidak melakukan aksi,” ungkap Iwan.

Iwan juga menyampaikan optimisme terkait upaya Peninjauan Kembali (PK) yang tengah diajukan Sritex. Ia berharap langkah ini dapat menjadi solusi untuk memulihkan operasional perusahaan.

“Kami tidak sendirian. Sebanyak 50 ribu keluarga besar Sritex akan mengawal proses ini bersama-sama,” tegas Iwan.

Sementara itu, Koordinator Serikat Pekerja Sritex Grup, Slamet Kaswanto, meminta pemerintah untuk mengambil langkah nyata dalam memastikan pencabutan status pailit melalui jalur hukum.

“Pemerintah, kurator, dan hakim harus duduk bersama mencari solusi penyelamatan Sritex. Sebagai perusahaan nasional, Sritex harus diperjuangkan,” ujar Slamet.

Baca juga:  PT Sritex Tetap Gelar Upacara HUT RI, Serahkan Bantuan 51.284 Paket 

Ia juga menegaskan kesiapan para pekerja untuk mengawal proses PK dan menuntut kepastian dari pemerintah.

“Kalau tidak ada kepastian, kami akan bergerak ke Jakarta untuk melakukan aksi besar,” tutup Slamet.(dea)