JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Pada September 2023, inflasi enam kota gabungan di Jawa Tengah mencatatkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,41% (mtm), lebih tinggi dibandingkan Agustus 2023 (0,03%; mtm), dan di atas nasional yang sebesar 0,19% (mtm).
Salah satu sumber tekanan inflasi pada periode ini yaitu peningkatan harga beras seiring dengan penurunan produksi padi akibat El Nino. Pengurangan impor beras dari negara penghasil, juga turut mendorong peningkatan harga beras dalam negeri.
Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Semarang, Ndari Surjaningsih mengatakan, menyikapi hal tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah yang bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang akan dilakukan secara terus menerus untuk menurunkan tekanan kenaikan harga pangan.
“Pada bulan ini, GPM dilaksanakan tanggal 4 Oktober 2023 di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta, dan PT. Sri Rejeki Isman Tbk (PT Sritex),” katanya.
Selain dari provinsi, lanjutnya, instansi lain turut berpartisipasi dalam GPM, yaitu Dinas Pertanian dan Pangan Kota Surakarta, serta Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo. Tujuan GPM adalah agar masyarakat dapat mengakses dan mendapatkan pangan strategis dengan harga di bawah harga pasar.
“Pemilihan lokasi di kecamatan dan di perusahaan padat karya ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat agar tidak terdampak kenaikan harga,” ujarnya.
Dijelaskan, komoditas pangan utama yang digelontorkan adalah beras (10 ton), minyak goreng (2.500 liter), gula pasir (1 ton), tepung beras (300 kg), tepung terigu (40 kg), telur ayam ras (2 ton), cabe (200 kg), bawang merah (500 kg), bawang putih (500 kg).
“Penyediaan komoditas pangan tersebut didukung oleh BULOG, Rajawali Nusantara Indonesia, Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT. Jateng Agro Berdikari, gapoktan, serta swasta,” jelasnya.
Sementara, pada GPM tersebut, diberikan pula fasilitas distribusi yang merupakan salah satu program unggulan TPID Provinsi Jawa Tengah kepada para gapoktan (berupa subsidi biaya angkut, kemasan, dan bongkar muat) oleh Dinas Ketahanan Pangan. Dengan demikian, harga komoditas pada GPM dapat dijaga di bawah harga pasar, dan meminimalkan gap harga produsen dan konsumen.
Kegiatan GPM dihadiri oleh Pj. Gubernur Jawa Tengah, Komjen Purn. Nana Sudjana beserta jajaran; Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional, Maino Dwi Hartono, STP,MP; Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, serta jajaran Pemerintah Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo.
Presiden Direktur PT. Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto mengapresiasi penyelenggaraan GPM yang dinilai sangat bermanfaat bagi para buruh pabrik. Hal ini karena di tengah kondisi harga pangan yang meningkat, buruh pabrik dapat memperoleh pasokan pangan dengan harga dibawah harga pasar dengan mudah.
GPM di Kota Surakarta tersebut bukan merupakan yang pertama. Sinergi strategis TPID Provinsi Jawa Tengah bersama Dinas Ketahanan Pangan, Badan Pangan Nasional, dan instansi lainnya, telah menghasilkan 444 kali GPM di sejumlah titik di Jawa Tengah dan 10 kali GPM di pabrik padat karya sejak awal tahun 2023.
GPM merupakan salah satu strategi TPID untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan, terutama di tengah peningkatan tekanan inflasi. Ke depan, GPM secara masif akan terus diadakan di kab/kota di Jawa Tengah dengan menggandeng seluruh stakeholder terkait guna menjaga stabilitas harga dan ekspektasi masyarakat.(aln)