Teknik Terapi Bermain untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri melalui Layanan Konseling Kelompok


JATENGPOS.CO.ID-Perkembangan dunia digital dengan kehadiran media sosial, tren baru serta ekspektasi dari lingkungan sekitar telah menciptakan tekanan dan standar baru bagi remaja Indonesia. Hasil AKPD (Angket Kebutuhan Peserta Didik) yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Semarang pada tahun 2023 memperoleh gambaran sebesar 30% dari jumlah siswa kelas X atau 119 siswa memiliki masalah mengenai kepercayaan diri. Dari permasalahan itu maka penulis berinisiatif untuk memberikan terapi bermain melalui layanan konseling kelompok.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, (2015) menunjukkan hasil bahwa terapi bermain efektif untuk meningkatkan komunikasi dan kepercayaan diri anak penyandang cacat tubuh. Penelitian lain yang dilakukan oleh Purwati, (2019), menunjukkan penerapan teknik assosiasi bebas dan terapi bermain dalam pelaksanaan konseling kelompok efektif untuk membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahannya. Selain itu penellitian yang dilakukan oleh Anaitulloh et al., (2021) menunjukkan bahwa terapi bermain melalui permainan tradisional “bentengan” dalam bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan diri siswa dalam berinteraksi.

Baca juga:  Guru TIK di tengah Ujian Berbasis Komputer

Menurut Iswidharmanjaya & Enterprise, (2014) menyatakan bahwa orang yang memiliki kepercayaan diri lebih adalah orang yang mampu menyesuaikandiri dengan lingkungannya. Orang yang memiliki kepercayaan diri juga akan lebih mudah dalamberadaptasi dengan lingkungannya dibanding orang yang kurang percaya diri. Fanun, (2019) menyatakan bahwa apabila permasalahan ini diabaikan, dan tidak cepat ditangani permasalahan ini dapat berdampak dan mempengaruhi perkembangan selanjutnya baik itu pribadi maupun sosial dari siswa yang kurang memiliki kepercayaan diri. Siswa dapat mengalami kesulitan untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya, merasa tidak pantas dilingkungannya, kecanggungan dalam berkomunikasi dan menarik diri dari lingkungannya.

Aspek aspek dari rasa percaya diri menurut Widjaja (2016 : 62) sebagai berikut: (a) Keyakinan akan kemampuan diri, (b) Optimis (berpikir positif) , (c) Obyektif, (d) Bertanggung jawab, (e) Rasional. Oleh sebab itu, diperlukan cara yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan konseling kelompok. Cara tersebut diharapkan dapat memberikan stimulus terhadap siswa untuk mengatasi permasalahan kepercayaan diri.

iklan
Baca juga:  Pembelajar Aktif Melalui PBL

Layanan konseling kelompok adalah upaya bantuan oleh pembimbing kepada indvidu melalui dinamika kelompok yang sifatnya sebagai pencegahan dan penyembuhan atau untuk membantu mengentaskan permasalahan yang dihadapi siswa serta mengembangkan kemampuan pribadi konseli. (Nurihsan, dalam Kunanto, 2013; Lubis & Hasnida, 2016). Konseling kelompok digunakan sebagai wadah dalam mengemukakan pendapat, membantu meningkatkan kepercayaan diri dimulai dari kelompok kecil dan memberikan pengetahuan baru kepada siswa. Dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok terdapat beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan layanan, salah satunya adalah teknik terapi bermain. Terapi bermain adalah suatu pendekatan yang sistematis melalui kegiatan pembelajaran dalam bentuk terapi bermain sebagai wahana mengekspresikan perasaan individu yang berfungsi untuk mengurangi hambatan yang terjadi pada individu dengan cara yang menyenangkan (Chalidah, 2005). Jenis permainan yang dapat digunakan seperti : tebak gaya, curhat yuk, potret diri, tebak kata dan perahu kertas. Dalam kegiatan konseling kelompok ini penulis menggunakan permainan tebak kata. Selama pelaksanaan konseling kelompok melalui terapi bermain konseli diharapkan terhindar dari suasana yang kaku, tegang dan canggung.

Baca juga:  Strategi Mendongeng Sebagai Pembelajaran di Masa Pandemi

Oleh : Adhisty Wisudaningtyas, S.Psi, M.Psi

Guru Bimbingan dan Konseling

SMA Negeri 4 Semarang

 

iklan