Termakan Hoaks, Eks Napiter yang Divaksin Masih Minim

MENINJAU : Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar, Ketua Yayasan Gema Salam Jack Harun dan Walikota Solo, Gibran Rakabuming saat meninjau vaksinasi eks napiter dan pelajar di RSBK Solo

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Banyaknya kabar bohong (hoaks) seputar vaksinasi ternyata juga menjadi kendala sendiri bagi pelaksanaan pemberian vaksin bagi eks narapidana kasus terorisme (napiter). Karena itu, tak heran jika saat ini masih sedikit dari mereka yang mau divaksin.

Ketua Yayasan Gema Salam, Joko Tri Hermanto saat ini baru separuh rekan-rekannya yang mau divaksin. Padahal sebenarnya, program vaksinasi eks napiter sudah bergulir sejak Pemerintah Pusat memulainya pada awal tahun lalu.

“Sejak program vaksinasi dimulai sebenarnya kami sudah diajak untuk berpartisipasi. Tapi saat itu banyak yang menolak. Masih banyak teman-teman yang belum percaya, mereka masih terpengaruh berita hoaks tentang vaksin. Sehingga belum banyak yang mau ikut,” ujarnya kepada wartawan disela-sela vaksinasi untuk eks napiter di Rumah Sakit Umum Daerah Bung Karno (RSBK), Sabtu (28/8).

Baca juga:  Sasar Peserta Baru Khusus Pekerja Mandiri

Yayasan Gema Salam sendiri merupakan salah satu wadah yang didirikan pria yang juga dikenal dengan nama Jack Harun itu, bagi eks napiter yang ingin kembali ke pangkuan Tanah Air setelah selesai menjalani masa hukuman yang dijatuhkan. Sehingga bisa bersosialisasi dengan masyarakat melalui program deradikalisasi.

iklan

Pria yang sering disapa Bang Jack itu menambahkan, selain termakan berita hoaks, masih banyak pula rekan-rekannya kala itu yang tidak yakin dengan program pemerintah. Sebab masih ada yang berpikir jika aparat thoghut dan semua program yang dicanangkan adalah program negara kafir. Sehingga mereka menolak kebijakan pemerintah, termasuk vaksinasi.

“Ada juga yang berpikir vaksinasi itu programnya Yahudi, ini program yang membunuh. Ya pemikiran-pemikiran seperti itu yang membuat banyak rekan-rekan kami awalnya menolak. Karena itu, kita lakukan pendekatan-pendekatan langsung ke personel untuk membuka pikiran mereka. Kita jelaskan dan edukasi manfaat vaksin, bahwa ini sebagai salah satu ikhtiar kita,” ucapnya.

Baca juga:  Pakar Siber Sebut Banyak Informasi Sesat Pascapemilu 2019

Dengan melakukan pendekatan yang terus menerus dan intens, akhirnya membuahkan hasil. Beberapa eks napiter beserta keluarganya akhirnya mau mengikuti vaksinasi yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Di Solo Raya sendiri, kegiatan tersebut sudah digelar dua kali, yakni di Solo dan Karanganyar.

“Yang di Karanganyar kemarin pesertanya 19 orang, ini yang di Solo 20 orang tapi gabungan dari sejumlah wilayah Jawa Tengah juga, seperti Cilacap, Batang dan Pemalang. Kalau jumlah rekan-rekan kita di Solo Raya yang sudah vaksin masih minim ya, belum ada separuh dari 40-an orang. Ya harapannya yang sudah divaksin ini bisa memacu rekan-rekan yang lain untuk ikut. Kita ikuti program pemerintah, kita jaga dan dukung vaksinasi,” ungkapnya.

Baca juga:  Komisi VI DPR RI Sosialisasikan Integrasi Ekosistem Ultra Mikro untuk UMKM Soloraya

Sementara itu, Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya akan terus mendorong vaksinasi bagi eks napiter dan juga keluarganya. Dan dalam pelaksanaannya akan berkoordinasi dengan Pemda setempat untuk menyediakan sarana dan prasarananya. “Kami harap eks napiter yang sudah divaksin bisa meyakinkan keluarganya, karena memang ada pihak-pihak yang memberikan informasi tidak benar tentang vaksinasi. Karena itu perlu dukungan luas semua pihak untuk mengkampanyekan dan mensukseskan vaksinasi, sehingga terbentuk herd immunity. Dan tentunya dengan tetap menjaga protokol kesehatan meski sudah divaksin,” ucapnya. (jay/rit)

iklan