JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Sempat reda karena berita hacker Bjorka, kasus Sambo kembali mencuat. Kali ini kabar teranyar adalah dugaan konsorsium 303 kelompok Ferdy Sambo terkait jaringan perdagangan orang di luar negeri.
Banyak orang termasuk dari Indonesia diduga tertipu iklan Facebook, lalu bekerja di luar negeri, yang diduga terkait jaringan judi internasional dan konsorsium 303 Ferdy Sambo.
Hal itu disampaikan Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah. Dia mengatakan warga Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang di Kamboja diduga ada yang terhubung dengan Konsorsium 303 Ferdy Sambo tersebut.
Konsorsium 303 menjadi sorotan setelah kasus pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat terkuak selama ini.
“Apakah mereka ada yang menjadi korban konsorsium 303 atau tidak, dugaannya ada. Jaringannya terhubung, termasuk konsorsium 303 yang ramai itu,” kata Anis dalam diskusi Darurat Perdagangan Orang di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, pada Rabu, 21 September.
Kata Anis pihaknya menerima 183 pengaduan dari korban perdagangan orang sejak Mei hingga September 2022. Mereka disebut terjebak penipuan di beberapa wilayah di Kamboja seperti di Sihanoukville, Chinatown, Bavet, Poipet, dan Phnom Penh.
Tak cuma di Kamboja, para sindikat ini terhubung dengan jaringannya di Filipina, Laos, Medan, dan beberapa daerah di Indonesia.
Para korban terjebak dengan modus lowongan tenaga kerja di luar negeri yang dipasang di Facebook maupun media sosial lainnya. Setelah melamar, orang-orang itu kemudian diterbangkan ke negara tujuan.
Sesampainya di sana, para korban dipaksa untuk menjadi operator judi online dan investasi bodong.
Khusus judi online, orang-orang Indonesia menjadi sasaran utama para sindikat itu karena pasar judi online tersebut masyarakat di Tanah Air.
“Bos yang punya banyak uang itu terhubung dengan kekuasaan, militer, sindikat internasional,” ucapnya.
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, selama 2022 ini terdapat ratusan warga Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang. Rinciannya di Kamboja 422 orang, Filipina 97 orang, Myanmar 142 orang, Laos 35 orang, dan Thailand 21 orang. (jan/dbs)