Tim KKN Unnes Tanamkan Budaya Lokal

KKN : Tim KKN Alternatif 2A Unnes 2019 menanam Kader Kebudayaan melalui 'Kampung Budaya' di Desa Wisata Munding, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Dok/Jateng Pos
KKN : Tim KKN Alternatif 2A Unnes 2019 menanam Kader Kebudayaan melalui 'Kampung Budaya' di Desa Wisata Munding, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Dok/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Tim KKN Alternatif 2A Universitas Negeri Semarang (Unnes) memperkenalkan dan mengajarkan budaya dan tradisi pada generasi penerus bangsa kepada masyarakat Desa Munding Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

Salah satu kegiatan yang diadakan adalah mengajarkan tari tradisional dan tembang-tembang dolanan ke belasan anak-anak Desa Munding yang berlangsung pada Kamis (22/8) sore.

Ahmad Syariful Umam, selaku Koordinator Mahasiswa KKN Unnes, kegiatan ini merupakan upaya mereka selaku generasi muda yang sedang mengabdi di desa untuk memperkenalkan dan mengajarkan budaya dan tradisi pada generasi penerus bangsa.

“Ini merupakan salah satu program kerja kami dalam memajukan Desa Munding sebagai desa wisata dengan mencetak generasi sumber daya yang berbudaya. Melalui mengajarkan tari dan lagu tradisional pada anak, bisa semakin memperkenalkan budaya lokal Indonesia, khususnya Jawa Tengah,” ujarnya.

Selain mengajarkan tari dan tembang dolanan, mereka pun mengajarkan permainan tradisional pada anak-anak. Kemajuan teknologi yang juga mendera anak-anak membuat mereka tak lagi mengenal aktivitas bermain di luar ruangan.

Pihaknya berharap, dengan memperkenalkan tembang dan dolanan pada anak-anak, memunculkan motivasi bagi mereka untuk mengurangi aktivitas bermain ponsel dan bermain di luar ruangan dengan kawan-kawannya.

Selain itu anak-anak juga bisa semakin mengenal warisan budaya bangsa mereka agar tidak punah. Putri (11), peserta yang mengikuti kegiatan menari ini merasa baru kali ini mengenal tarian yang diajarkan oleh para kakak-kakak KKN. Belajar menari tersebut membuatnya tahu tentang budaya Jawa Tengah.

“Belajar narinya seru, terus temenku narinya salah, dan kami tertawa,” ungkapnya.

Belajar dalam keadaan santai dan penuh tawa tidak membuat mereka kehilangan semangat untuk mengikuti setiap instruksi dari yang diajarkan oleh sosok yang mereka panggil Mbak Aina.

Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan Putri Kebudayaan Indonesia Jawa Tengah. Arsifi, Putri Kebudayaan Indonesia 2019 menyatakan acara ini dapat membantu kesuksesan dia sebagai Putri Kebudayaan.

“Program ini sangat menarik, dan sudah kewajiban saya pula sebagai Puteri Kebudayaan untuk membantu teman-teman KKN dalam mencetak generasi berbudaya,” imbuhnya.

Sementara itu, Siti Maryatun, selaku Plt. Kepala Desa Munding menyatakan anak-anak memang perlu belajar dan mengenal kebudayaannya. Pengenalan kebudayaan secara langsung melalui tari dan tembang merupakan hal yang sederhana dan lebih aplikatif bila diterapkan pada anak-anak.

“Mereka bisa lebih mudah menerapkannya karena bisa dilakukan sembari bermain dengan rekan-rekannya,” tuturnya.

Dani, panggilan Romdoniyatun, menyatakan ia ingin agar program sejenis dapat terus dikembangkan di desanya bersama dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. Hal tersebut tidak lepas dari rencananya mengembangkan desanya sebagai desa wisata dan kampung budaya.

Desa Munding telah melabelkan diri sebagai desa wisata sejak beberapa tahun lalu. Setiap kali menjadi tuan rumah kegiatan KKN, program unggulan yang ditawarkan selalu saja pengembangan desa wisata. (bis/mar)