JATENGPOS.CO.ID, PURWOKERTO – Tim Inovasi PLN UPT Purwokerto berhasil menciptakan Alat Inovasi berupa Repair Clamp Conductor (RCC) pada ruas penghantar SUTET 500 KV S2P-Adipala-Kesugihan. Alat tersebut difungsikan untuk mencegah, memperbaiki dan melindungi konduktor jumper yang rantas oleh sebab paparan kadar polutan disekitar lingkungan SUTET.
“SUTET 500 KV S2P-Adipala-Kesugihan terletak dekat dengan pantai selatan, yaitu daerah dengan kadar polutan yang tinggi sehingga mengakibatkan jalur tersebut rawan kerusakan,” terang Koordinator Tim Inovasi UPT Purwokerto, Eko Bangun Sugito.
Atas dasar latar belakang tersebut, Eko bersama 2 rekan lain, Arief Kusmanto dan Hadi Nugraha Nur Fauzan menciptakan Repair Clamp Conductor, sebuah karya inovasi berupa klem untuk memperbaiki jumper konduktor rantas pada tower tension baik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) maupun Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Karya inovasi ini, di samping memperbaiki rantas pada konduktor jumper, juga menutup bagian luar konduktor sehingga memberikan lapisan pelindung dari gesekan-gesekan.
“Penerapan inovasi ini juga dapat mengatasi keterbatasan metode kerja perbaikan konduktor rantas di sisi konduktor jumper, serta menjaga keandalan sistem transmisi lebih terjamin,” kata Eko.
RCC PLN Juara
Repair Clamp Conductor (RCC) PLN UPT Purwokerto kemudian dilombakan dalam Ajang Inovasi Learning, Innovation, Knowledge and Exhibition (LIKE) PLN 2021. Dalam ajang inovasi tahunan PLN yang diselenggarakan pada 19 hingga 21 Oktober lalu, RCC berhasil meraih juara pertama kategori bidang transmisi dan telah dipatenkan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, pada 18 Oktober lalu.
“Alhamdullilah RCC berhasil meraih juara 1 kategori bidang transmisi. Kami berharap, implementasi RCC terutama pada SUTET S2P (PLTU Cilacap) – Adipala – Kesugihan, dapat menjadi salah satu langkah kami untuk menjaga keandalan jaringan tersebut. Pasalnya jalur tersebut merupakan salah satu tulang punggung bagi kelistrikan di pulau Jawa-Bali (Harapan terkait implementasi alat RCC),” tukas Eko Bangun.
Eko menambahkan, Penggunaan RCC tersebut memiliki manfaat finansial dan non finansial dibandingkan dengan metode perbaikan konduktor yang lain. Pasalnya, metode perbaikan konduktor rantas mengharuskan pemadaman jaringan. Padahal, dampak pemadaman untuk waktu satu jam pada kasus SUTET 500KV Kesugihan-Adipala #2, menimbulkan tambahan biaya operasi sebesar lebih dari Rp 200 juta.
“Pengaplikasian Metode RCC pada perbaikan rantas konduktor tanpa padam ini, pada akhirnya dapat menekan biaya operasional dan menyelamatkan rupiah,” pungkasnya.(aln)