Belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi antara guru dan peserta didik dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan, dan sikap terbuka di samping kemampuan dalanm situasi belajar mengajar.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh seorang guru adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam beberapa pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VI SD Negeri 2 Mambak yang berjumlah 29 siswa khususnya pembelajaran IPS, pembelajaran ini dirasakan sebagian besar siswa kurang memiliki daya Tarik untuk dipelajari, sehingga banyak siswa yang nilainya di bawah KKM. Dalam proses pembelajaran di kelas peseta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir, otak peserta didik dipaksa untuk untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami uang diingat untuk dihubungkan dengna kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dalam merancang kegiatan pembelajaran ini, seorang guru semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa, serta penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang akan dipilih untuk melakukan pengukuran terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang dimiliki siswa.
Banyak pilihan metode pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang didalamnya termuat beberapa konsep dari disiplin ilmu yang berbeda, salah satunya adalah Role Playing ( bermain peran ) yang didalamnya meminta siapa saja yang terlibat di dalam strategi tersebut untuk menganggap dirinya sebagai orang lain yang tujuannya adalah untuk mempelajari bagaimana orang lain bertindak dan merasakan (Munir et al., 2017; Wahab 2009). Sedangkan menurut Sumiati dan Asra (2009:100) mengemukakan pendapat bahwa metode Role Playing atau bermain peran ini menggambarkan suatu peristiwa, bisa telah terjadi di masa lampau ataupun mungkin juga yang terjadi di masa mendatang, metode ini adalah bagian dari simulasi yang bisa diartikan sebagai proses pembelajaran dengan melakukan tingkah laku secara rutin.
Langkah-langkah dalam menerapkan metode Role Playing adalah Persiapan dan Instruksi, Tindakan Dramatik dan Diskusi, serta Evaluasi Bermain Peran. Guru menilai eferktivitas dan keberhasilan Role Playing yang dilakukan siswa. Dalam melakukan evaluasi ini, guru dapat menggunakan komentar evaluasi dari siwa, catatan yang dibuat guru selama berlangsungnya bermain peran. Selanjutnya, guru dapat menentukan tingkat perkembangan pribadi, sosial, dan akademik para peserta didiknya.
Penerapan metode Role Playing ini memberikan ruang bagi murid untuk berkreasi dan terlibat secara aktif sepanjnag proses pembelajaran. Pembelajaran yang aktif ini menjadikan peserta didik bisa lebih memahami materi yang disampaikan. Dengan Role Playing peseta didik diharapkan dapat berkomunikasi lebih baik dan kelas menjadi hidup serta peserta didik diharapkan lebih banyak mengerti apa yang dipelajarinya dengan baik dan meningkatkan motivasi peserta serta minta dan perhatian peseta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Role Playing banyak melibatkan peserta didik untuk beraktivitas dalam pembelajaran dan akan menciptakan suasana yang menggembirakan sehingga siswa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian kesan yang didapatkan peserta didik tentang materi yang sedang dipelajari akan lebih kuat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
Ika Nila Wulandari, S.Pd.SD
Guru SDN 2 Mambak, Pakis Aji, Jepara