Tosan Aji Pandanaran Sinergitas Pemerintah Melestarikan Budaya

Tosan Aji Pandanaran Kabupaten Semarang saat melantik pengurus Tosan Aji Pandanaran Kecamatan Tengaran di candi Klero, Tengaran, kabupaten Semarang, belum lama ini. FOTO:MUIZ/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Ketua Tosan Aji Pandanaran Kabupaten Semarang, Wisnu Wahyudi mengatakan, sejak dibentuk setahun lalu Tosan Aji Pandanaran aktif mengadakan pertemuan dan kegiatan edukasi kepada masyarakat. Diantaranya mensosialisasikan pembentukan kepengurusan di 19 Kecamatan di Kabupaten Semarang.

Dari pertemuan rutin setiap bulan meski diadakan terbatas secara virtual di masa pandemi, memunculkan keterikatan rasa dan karsa para penggiat tosan aji berupaya melestarikan budaya warisan leluhur ini.

“Keinginan teman-teman penggiat tosan aji untuk bergabung membentuk kepengurusan di tingkat kecamatan di masing-masing tempat tinggalnya. Saat ini sudah terbentuk kepengurusan di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Ungaran Barat, Tuntang, Bawen dan Tengaran,” ujarnya ditemui di Ungaran Barat, Jumat (10/9/2021) pagi.

Melihat antusiasme penggiat tosan aji begitu besar, Wisnu menjelaskan bahwa komunitas ini tidak lepas dari sinergitas dengan pemerintah daerah dalam mengembangkan tujuan melestarikan budaya warisan leluhur. Diharapkan penggiat senjata pusaka tradisional di Kabupaten Semarang dapat lestari dan berkembang dengan pesat, sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Semarang.

“Setelah resmi terbentuk Tosan Aji Pandanaran kita melakukan konsolidasi organisasi bersama Pemkab Semarang. Bersama-sama mewujudkan pelestarian budaya, kita diberi penghormatan, bertepatan HUT Kabupaten Semarang ke-500 tahun kemarin dilibatkan menggelar seni budaya menjamas pusaka-pusaka peninggalan Ki Ageng Pandanaran di rumah dinas Bupati,” ungkap anggota DPRD Kabupaten Semarang dari fraksi PDI Perjuangan ini.

Wisnu meminta agar proses pembentukan di tingkat Kecamatan memenuhi persyaratan kepengurusan sesuai AD/ART. Pihaknya akan meresmikan pengurus kecamatan yang sudah siap dan lengkap.

“Step by step, selangkah demi selangkah, kita ikuti kesiapan pembentukan kepengurusan tingkat Kecamatan. Jika sudah siap dan lengkap kita akan resmikan dan lantik. Bulan suro kemarin kita melantik kepengurusan Kecamatan Tengaran, ini akan menyusul Kecamatan Getasan,” jelasnya.

Ditanya ketertarikan dengan mendirikan Tosan Aji Pandanaran, Wisnu menjawab, wadah ini untuk menguri-uri budaya tosan aji, baik berupa keris, tombak, badik dan lainnya. Ada ribuan pecinta tosan aji di Kabupaten Semarang selama ini belum memiliki wadah untuk kegiatan komunitas, juga belum memiliki legalitas.

“Teman-teman mencetuskan untuk membuat wadah Tosan Aji Pandanaran. Sekarang sudah berbadan hukum dan tercatat di Kemenkumham. Melihat antusiasme penggiat semakin besar, kita berharap teman-teman di kecamatan mempersiapkan kepengurusan lebih dulu, baru bergabung untuk bersama-sama nguri-nguri budaya ini, agar tetap lestari hingga anak cucu kita kelak,” jelasnya.

Melalui wadah ini, lanjut Wisnu, penggiat dapat bersilaturahmi sekaligus bersama-sama belajar tentang tosan aji sebagai warisan budaya yang sarat muatan kearifan lokal dan filosofi. Menurutnya, keris tidak harus dikaitkan dengan klenik dan mistis. Namun senjata peninggalan leluhur bangsa sebagai simbol budaya adiluhung dan produk seni bernilai sejarah.

“Seperti keris merupakan warisan budaya maha karya para empu. Kewajiban kita melesatarikan budaya bangsa ini, jangan sampai kita justru tertinggal dengan bangsa lain. Sudah banyak orang Eropa seperti Belanda dan Jerman mengambil gelar doktor ahli keris. Jangan nantinya kita justru belajar keris kepada bangsa lain,” tandasnya. (muz)