Tradisi Kembul Bujana Dusun Tapen Bawen, Makan Bersama di Atas Jembatan Bersejarah

MENGENANG LELUHUR: Warga Dusun Tapen, Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang menggelar tradisi Kembul Bujana makan nasi bersama di atas jembatan. FOTO: IST/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Seratusan warga Dusun Tapen, Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang menggelar acara Kembul Bujana atau makan bersama dalam rangka Merti Dusun. Tradisi digelar sebagai wujud rasa syukur dan mengenang leluhur.

Semenjak pagi warga sudah memasak nasi dan aneka lauk pauk. Kemudian mereka berkumpul di dekat jembatan di ujung dusun. Jembatan itu melintang di atas Sungai Tuntang dan menjadi sarana penghubung antar dusun.

Nasi, aneka penganan lainnya dan ada pula ayam panggang itu lalu digelar di atas daun pisang yang dijajar memanjang sepanjang kurang lebih sepuluh meter. Ada dua jajaran daun pisang yang dibuat. Warga duduk mengelilinginya dengan tertib.

Baca juga:  Gelar Debat hanya 1 Kali, KPU Kabupaten Semarang Berharap Paslon Efektif Sampaikan Visi Misi

Salah seorang tokoh warga, Jumali menjelaskan acara makan bersama yang dipimpin Kepala Dusun Rismi Arianti itu sebagai awal rangkaian acara Merti Dusun.

iklan

“Sebelum makan bersama, warga berdoa dipimpin oleh pak modin Hartono. Memohon dan berharap Tuhan Yang Maha Esa memberi keselamatan dan kesejahteraan bagi segenap warga dusun. Selain itu juga jembatan yang penting bagi warga tetap awet,” terangnya, kemarin.

Acara makan bersama dipusatkan di dekat jembatan sebagai akses penting aktivitas warga. Sekaligus sebagai pengingat bahwa jembatan itu punya sejarah panjang. Wujud perjungan leluhur setempat membangun, mulai dari bahan bambu sampai dicor permanen.

Sebelumnya, warga juga melakukan tradisi bersih atau kuras kali. Rangkaian Merti Dusun dilanjutkan berupa malam tirakatan dan memasang sesaji sebagai bentuk penyatuan dengan alam.

Baca juga:  Ricuh Suporter PSIS Dipicu Penjualan Tiket

Esok harinya diadakan acara selamatan di rumah Kadus. Puncaknya digelar berbagai kesenian tradisional diantaranya wayang kulit dan tarian tayub.

“Seluruh warga guyub rukun berpartisipasi dalam merti dusun. Sembari berdoa untuk kesejahteraan bersama,” pungkasnya. (muz)

iklan