Tradisi Ziarah Makam Srunting Sakti, Atraksi Budaya Menarik Wisatawan

JATENGPOS.CO.ID, PAGARALAM – Dalam industri pariwisata unsur 3A (Aksesibilitas, Atraksi dan Amenitas) menjadi sesuatu yang wajib hukumnya. Kekuatan ini pula yang dimiliki daerah wisata Pagaralam. Selain memiliki destinasi wisata pegunungan yang memanjakan mata dan berhawa sejuk, Pagaralam juga memiliki atraksi budaya yang menjadi daya tarik tersendiri. Salah satunya tradisi ziarah makam Srunting Sakti di dusun Plang Kenidai, Pagaralam. Atraksi budaya nenek moyang yang ditunjukan dalam rangkaian acara Pagaralam Heritage, Jumat (7/12) ini mengajak wisatawan mengenal kebiasaan adat warga setempat dalam menghormati leluhur mereka Srunting Sakti. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun.

Srunting Sakti sendiri merupakan tokoh masa lalu yang memiliki kesaktian. Ia juga disebut sebagai Si Pahit Lidah. Dijuluki Si Pahit Lidah menurut kepercayaan masyarakat setempat lantaran setiap sumpah yang diucapkannya akan jadi kenyataan.

Menurut Kepala Dusun Plang Kenidai Ravi Musthofa, dalam ziarah makam, yang biasanya dilakukan mereka yang bernazar, beberapa persyaratan harus di penuhi antara lain pemotongan hewan (sesuai nazar), bubur putih, bubur hitam, ayam putih dan ayam kuning. Selain itu kegiatan ini juga harus dihadiri oleh kepala dusun dan Jurai Tue (Pemangku adat garis keturunan Puyang Serunting Sakti) serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Baca juga:  Kemenpar Angkat NTB dengan Sales Mission di Thailand

 “Dalam acara ini kita mendoakan leluhur kita, keselamatan kita, kesuksesan dan lain-lain. Siapa saja dan kapan saja mereka bisa berziarah ke sini. Bagi mereka yang bernazar, harus menyiapkan apa-apa yang sudah disyaratkan,” kata Ravi.


Ditambahkan Jurai Tue, Rozali bahwa apa yang disiapkan bukanlah untuk sesajian tetapi nantinya untuk dimakan bersama. “Tradisi ini sekadar kita menghormati leluhur. Kita harus tahu dari mana asal muasal kita. Kita juga berdoa kepada Allah,” ujar Rozali.

Dikatakannya, ziarah ini merupakan rangkaian awal dari acara Pagaralam Heritage Trail. “Istilahnya kita pamit dulu dengan leluhur disini yakni Puyang Serunting Sakti,” kata Rozali.

Sementara itu Menurut Kadispar Pagaralam, Samsul Bachri digelarnya kegiatan  tradisi ziarah makam Serunting Sakti yang bagian dari Pagaralam Heritage tersebut bertujuan untuk kembali mengangkat kebudayaan asli Kota Pagaralam atau Besemah. “Kita harap dengan adanya kegiatan ini, akan menjadi salah satu langkah awal untuk kembali melestarikan budaya asli Besemah. Selian itu diharapkan dengan adanya kegiatan ini akan banyak generasi penerus yang tahu kebudayaan Pagaralam yang memang saat ini sudah mulai sedikit tersingkir oleh kemajuan zaman,” ujar Samsul Bachri.

Baca juga:  Pesawat Rombongan Menteri Keuangan dari 10 Negara Akan Mendarat di Banyuwangi

Selain itu, pihaknya berharap kegiatan ini juga akan menjadi salah satu daya tarik wisata di Kota Pagaralam. Pasalnya kebudayaan yang ada di Pagaralam cukup beragam dan sangat menarik. “Kami harap kegiatan ini akan dijadikan agenda wisata tahunan pemerintah Kota Pagaralam. Karena kita harus bersaing dengan daerah lain di Indonesia yang berhasil menarik wisatawan dengan mengelar kegiatan-kegiatan budaya,”  jelas Samsul Bachri.

Secara terpisah Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan daerah-daerah yang memiliki potensi wisata harus lebih banyak menggelar acara atraksi budaya agar wilayahnya menjadi perhatian dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerahnya. “Buatlah atraksi-atraksi budaya yang bisa membuat orang menoleh. Ini bagian dari kiat promosi. Jika mereka sudah menengok, tertarik, mereka lantas akan berkunjung,” kata Menpar.

Baca juga:  Fashion Show Pesona Khazanah Ramadhan 2019 Keren Banget, Ini Buktinya

Dikatakan Arief Yahya Pagaralam Heritage Trial yang berlangsung 7 – 9 Desember 2018 dengan berisikan beragam budaya merupakan salah satu dari atraksi yang menarik perhatian. “Jika ini terus dilakukan berkelanjutan maka Pagaralam akan semakin dikenal dan akan banyak wisatawan datang. Jika sudah datang mereka akan butuh makan, tempat menginap, transportasi dan lain-lain. Kegiatan ekonomi ini akan menambah kesejahteraan masyarakat setempat,” ujar Menpar.(udi)