JATENGPOS.CO.ID, WONOSOBO- Dataran Tinggi Dieng dikenal sebagai negeri di atas awan. Setiap dini hari, kabut tipis bergelung di lembah, lalu perlahan tersibak saat cahaya jingga matahari pertama menembus cakrawala. Di balik dingin yang menusuk, inilah enam spot terbaik untuk merasakan keajaiban sunrise di Dieng.
1. Bukit Sikunir – Golden Sunrise Legendaris
Bukit Sikunir di Desa Sembungan, desa tertinggi di Jawa Tengah, disebut-sebut menyuguhkan “Golden Sunrise” terbaik se-Asia Tenggara. Untuk mencapainya, pengunjung perlu berjalan kaki 30–45 menit dari Telaga Cebong dengan jalur menanjak yang cukup bersahabat. Begitu sampai di puncak setinggi 2.263 mdpl, mata akan dimanjakan panorama spektakuler: siluet Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi, hingga Slamet yang perlahan muncul dari balik kabut. Saat cuaca benar-benar cerah, semburat emas mentari menyapu seluruh langit, menjadikan pengalaman ini begitu istimewa.
2. Gunung Prau – Negeri di Atas Awan
Gunung Prau dikenal sebagai panggung alam tempat matahari menari. Puncaknya di 2.565 mdpl menawarkan padang rumput hijau luas yang dijuluki “bukit Teletubbies.” Saat fajar tiba, lautan awan bergulung di bawah kaki, sementara cahaya jingga dan ungu menari di atas barisan gunung raksasa: Sindoro, Sumbing, Slamet, hingga Merapi dan Merbabu. Untuk menikmatinya, pendaki biasanya bermalam di puncak setelah trekking 3–4 jam dari Patak Banteng. Begitu mentari muncul, suasana berubah jadi pesta cahaya yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
3. Gardu Pandang Tieng – Sunrise untuk Semua Kalangan
Tak perlu mendaki, Gardu Pandang Tieng bisa dicapai langsung dengan kendaraan di jalur utama Wonosobo–Dieng. Dari ketinggian hampir 1.800 mdpl, pemandangan sunrise terlihat jelas dengan latar Gunung Sindoro yang gagah. Di sini, wisatawan bisa menanti mentari sembari menikmati segelas purwaceng atau kopi panas dari warung sekitar. Tempat ini ideal untuk keluarga, anak-anak, maupun wisatawan lanjut usia yang ingin merasakan keindahan Dieng tanpa harus berkeringat.
4. Watu Angkruk – Sensasi di Atas Jembatan Kaca
Spot ini relatif baru namun langsung populer di kalangan wisatawan muda. Berada di Desa Dieng Kulon, Watu Angkruk menawarkan jembatan kaca yang menjorok ke jurang, menciptakan sensasi melayang di atas kabut pagi. Saat matahari terbit, cahaya kuning keemasan menembus kabut lembah, menampilkan panorama 360 derajat dataran tinggi Dieng. Suasana dramatis ini membuatnya jadi salah satu spot foto paling instagramable di kawasan Dieng.
5. Gunung Pakuwaja – Sepi, Mistis, dan Penuh Legenda
Gunung Pakuwaja berada tak jauh dari Sikunir, namun suasananya jauh lebih tenang. Trekking menuju puncak setinggi 2.410 mdpl cukup singkat, hanya butuh waktu sekitar satu jam. Begitu sampai, wisatawan disambut panorama sunrise dengan nuansa mistis: batu besar berbentuk menhir yang menurut cerita rakyat menjadi “pasak Pulau Jawa.” Cahaya matahari pagi yang menyinari batu purba ini membuat atmosfernya berbeda—lebih sakral sekaligus damai.
6. Telaga Cebong – Refleksi Matahari di Permukaan Air
Telaga Cebong terletak tepat di kaki Bukit Sikunir. Jika enggan mendaki, wisatawan cukup menunggu sunrise di tepian telaga ini. Saat langit mulai berubah warna, cahayanya tercermin di permukaan air yang tenang, menciptakan pemandangan ganda yang menawan. Suasana hening dengan udara dingin menusuk menambah kesan romantis, menjadikan Telaga Cebong spot ideal bagi pasangan atau pencinta fotografi lanskap.
“Kalau Sikunir biasanya penuh, saya lebih suka ke Gardu Pandang. Lebih santai, akses mudah, dan tetap bisa melihat keindahan langit Dieng,” kata Maulana, wisatawan asal Semarang.
Bagi yang ingin berburu sunrise, waktu terbaik adalah berangkat sekitar pukul 03.00–04.00 WIB. Jangan lupa membawa jaket tebal, sarung tangan, serta senter. Suhu bisa menyentuh 0 derajat, namun semua perjuangan terbayar lunas begitu cahaya pertama menyapa langit Dieng.(aln)