29 C
Semarang
Selasa, 29 April 2025

Setelah Mendaki Tembok China, Menpar Garap Pasar Pariwisata ASEAN

JATENGPOS.CO.ID.CHIANG MAI – Menteri Pariwisata Arief Yahya rupanya mendapat perhatian khusus dari tuan rumah ATF 2018. Menteri Pariwisata Thailand Weerasak Kowsurat mengundang 2 orang menteri pertama diantara negara-negara ASEAN di atas panggung adalah Kamboja dan Indonesia.

Maka yang mendampingi sebelah kanan Menteri Weerasak adalah Menteri Arief Yahya. Yang lebih terlihat lagi, Menteri Weerasak membantu membetulkan bunga dan baju yang dikenakan Arief Yahya. Baju khas Thailand yang seragam buat semua menteri.

Menpar Arief Yahya sebenarnya nyaris terlambat sampai di Royal Flora Ratchapuek, , Chiang Mai. Begitu mendarat, tidak punya banyak waktu, langsung ke Gala Dinnet Opening yang dikemas outdoor itu.

Ada yang menarik dari suasana pembukaan itu. Dekorasi didesain dengan konsep pasar tradisional! Dari gate-nya dibuat dengan bambu dan dedaunan, pedagangnya mengenakan baju tradisional, topi caping khas Thailand, payung-payung kertas dan bambu, serta jenis kulinernya tradisional.

Sampai-sampai, tempat duduknya pun dibuat dari bambu, mirip konsep #DestinasiDigital yang sedang dikembangkan GenPI. Generasi Pesona Indonesia. Termasuk cara memasaknya juga dipertontonkan ke audience dan menjadi objek foto yang instagramable.

Menpar Arief memang tak mau berkompromi dengan waktu. Setelah menghadiri tujuh meeting dan dua acara di Beijing, Tiongkok, menteri asal Banyuwangi itu langsung terbang ke Chiang Mai, Thailand. Fokusnya, menghadiri pembukaan ATF (Asean Tourism Forum) 2018, pertemuan menteri-menteri pariwisata Asean, untuk program kerjasama pariwisata regional.

“Sudah tidak ada waktu lagi. Harus ngejar target waktu dengan actions,” kata Arief Yahya, Rabu (24/1).

Durasi lebih dari setengah hari terbang dari Beijing pun rela dilakoni. Dari Beijing ke Kunming, kira-kira 4 jam. Lalu dari Kunming terbang lagi ke Chiangmai, Thailand hampir 2 jam. Plus transit 1,5 jam, jadi hampir separuh hari habis di perjalanan. 

Saat tiba di Chiang Mai, Rabu (24/1) sore, Menpar langsung pergi ke acara pembukaan ATF Asean Tourism Forum 2018, pertemuan menteri-menteri pariwisata ASEAN, untuk program kerjasama pariwisata regional. Tahun lalu pertemuan ini dilangsungkan di Singapura. Sementara tahun sebelumnya lagi di Manila.

 “Saya ingin membangun komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder dalam mendukung target pariwisata 2018 hingga 2019 mendatang,” ucapnya.

Selain ATF 2018, Chiang Mai juga menjadi tempat Travex, Travel Exchange yang mempertemukan buyer dan seller. Setiap ada ATF selalu dimeriahkan dengan Travex.

Visit Wonderful Indonesia 2018 pun menjadi bahan yang akan diangkat dalam  pembahasan tingkat menteri ASEAN. Semuanya lengkap dipromosikan bersama Calendar of Event  Wonderful Indonesia (CoE WI) 2018 serta persiapan paket tour di masing-masing destinasi yang dikemas dalam paket tour Visit Indonesia Wonderful Indonesia (VIWI) 2018.

“Kita sudah menyiapkan CoE WI dan paket tour VIWI 2018  yang ada di 19 destinasi unggulan yang paling siap dalam mendatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.

Sebanyak 19 destinasi tersebut tersebar di Sumatera (Medan/Danau Toba, Batam, Belitung, Padang, dan Pelembang); Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Borobudur/Yogyakarta,Solo, Subaya-Bromo-Tengger, dan Banyuwangi); Kalimantan (Balikpapan); Bali, Nusa Tenggara Barat (Lombok); Sulawesi (Makassar/Wakatobi dan Manado);  dan Papua Barat (Raja Ampat).

Plt Asisten Deputi Zona II Regional III Kemenpar Rizki Handayani menjelaskan, forum Travex ini cukup strategis.

“Ini event besar. Akan mempertemukan Seller Indonesia dengan kurang lebih 350 buyers internasional. Ada juga ribuan delegasi serta pengunjung dan akan diliput 150 media internasional. Kehadiran Menpar akan membuat 42 industri yang kita boyong ke Chiang Mai lebih percaya diri,” ucap Kiki, sapaan akrab Rizki Handayani.

Industri tour & travel, Industri atraksi, hotel, resort, dan DMO, kata Rizki, akan intens melakukan promosi dan melakukan pertemuan bisnis dengan para buyers yang datang dari seluruh dunia.

“Kita akan giring Baht Thailand dikeluarkan di Indonesiai. Giring Yen Jepang keluar di Indonesia. Karena dengan seperti itu, masyarakat kita akan semakin makmur dan pembangunan kita semakin bagus, rakyat pun jadi sejahtera,” ungkapnya. (*/jan)



Popular

LAINNYA

Terkini