JATENGPOS. CO. ID, SUKOHARJO – Sejak dipastikan hanya ada satu pasangan calon Bupati yang mendaftar di KPU Sukoharjo, gerakan Relawan Kotak Kosong (Rekoso) semakin masif.
Sedikitnya ada tujuh kelompok masyarakat Sukoharjo menyatakan dukungan gerakan relawan kotak kosong di Sukoharjo. Bahkan mereka menyatakan siap memenangkan kotak kosong dalam Pilkada Sukoharjo.
Hal tersebut ditandai dengan aksi konsolidasi dan deklarasi di RM Dobung Jl Wonogiri-Solo, Kepuh, Nguter, Sukoharjo, Kamis (5/9/2024).
Koordinator acara, Iwan mengatakan, deklarasi Rekoso berangkat dari melihat kondisi dan dinamika Pilkada Sukoharjo saat ini, dimana aspirasi politik masyarakat sebagai warga negara telah dikebiri dengan hanya munculnya paslon tunggal.
“Proses demokratisasi melalui Pilkada serentak untuk menjaga dan merawat demokrasi seakan dibelenggu oleh kepentingan pragmatis elit parpol. Tanpa mempertimbangkan Hak konstitusional warga negara dan aspirasi rakyat,” kata Iwan.
Iwan pun menyatakan bahwa gerakan Rekoso tidak hanya akan berhenti dalam acara seremonial belaka, tapi gaungnya akan terus disosialisasikan ke masyarakat di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo.
“Kami membuka pintu bagi siapapun, dari elemen apapun untuk bergabung, berjuang memenangkan kotak kosong. Kami juga sudah berkonsultasi dengan organisasi Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi), bahwasanya KPU harus memberi ruang yang sama bagi kotak kosong seperti paslon tunggal,” ujarnya.
Salah satu aktivis Sukoharjo yang hadir dalam acara itu, Bambang Wahyudi atau kerap disapa BW, menambahkan bahwa memilih kotak kosong adalah hak masyarakat yang juga diatur dalam PKPU yang dilindungi.
“Kalau memilih hanya satu, itu namanya bukan pemilihan. Tapi penunjukkan. Lalu kenapa harus kotak kosong? Seandainya nanti kotak kosong menang, maka pada pilkada berikutnya ada harapan muncul dua calon yang bisa dipilih,” imbuhnya.
Salah satu tokoh yang ikut mendukung Rekoso, Harjanto, bakal calon bupati yang gagal mendapat rekomendasi dari Partai Golkar.
“Proses demokrasi (deklarasi Rekoso) yang berlangsung di Sukoharjo, ini menandakan bahwa masyarakat sebenarnya menginginkan sosok pemimpin yang baru, menginginkan sosok alternatif yang seharusnya diusung dalam Pilkada. Dan saya secara pribadi sangat mendukung (kotak kosong),” kata Harjanto.
Sejak awal gerakan Rekoso ini mulai muncul pasca tujuh parpol pemilik 45 kursi DPRD Sukoharjo menyatakan berkoalisi mengusung satu paslon, Etik Suryani- Sapto Eko Purnomo, Harjanto mengaku sudah mendukung kotak kosong.
Ia menegaskan bahwa mendukung kotak kosong dalam Pilkada bukan perbuatan kriminal yang melanggar Undang-undang. Oleh karenanya masyarakat perlu mendapat edukasi yang benar terkait diperbolehkannya memilih atau mencoblos kolom kosong dalam surat suara di TPS nanti.
Perwakilan elemen yang hadir adalah, GERTAK (Gerakan Kotak Kosong), BARAKKO (Barisan Kotak Kosong), ELMASHO (Elemen Masyarakat Sukoharjo), MASKUNGKONG (Masyarakat Pendukung Kotak Kosong), PARAS (Pejuang Laskar Sukoharjo), BAUREKSO (Barisan Untuk Relawan Kotak Kosong), dan Solidaritas Rakyat Untuk Kotak Kosong. (dea/jan)