JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG- Meninggalnya mahasiswi program spesialis kedokteran Undip, Rima Lestari, karena dugaan bunuh diri akibat perundingan (bullying) mendapat tanggapan Undip Semarang.
Melalui siaran pers yang dikirim ke Jateng Pos, Undip membantah jika korban meninggal akibat perundungan. Tetapi menurut investigasi internal Undip, korban selama ini memiliki problem kesehatan yang menganggu kegiatan belajar.
“Informai yang menyebut korban depresi akibat perundungan tidak benar. Namun begitu kami atas nama Undip mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya almarhum, semoga Alloh ampuni dosa-dosanya, keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” kata Rektor Undip, Prof Dr. Suharnomo, SE, M. Si.
Atas problem kesehatan yang diderita korban, selama ini pihak Undip sudah melakukan pendampingan ketat agar yang bersangkutan bisa mengikuti kegiatan belajar. Namun korban pernah mengajukan pengunduran diri.
“Tetapi karena korban mengikuti program beasiswa sehingga ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Atas dasar itulah, korban tidak jadi mundur, ” imbuh rektor dalam releasenya.
Meski begitu, kata rektor, pihak Undip terbuka kepada siapa saja untuk menindaklanjuti perkara ini.
“Undip sangat terbuka dan siap bekerjasama untuk mengungkap masalah ini,” imbuhnya.
Asal tahu, Risma Lestari ditemukan meninggal di kamar kosnya daerah Lempongsari Gajah Mungkur, Semarang, Senin (12/8/2024) pukul 23.00 Wib.
Korban adalah mahasiswi Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi di Undip. Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono, menyebut, korban ditemukan meninggal dunia pada Senin (12/8) sekitar pukul 23.00 WIB. (*/has/jan)