Uniba Solo Dampingi Perajin Tembaga Tumang Lakukan Tranformasi Digital Marketing E-commerce

Pelatihan pelatihan bagi mahasiswa yang melakukan pendampingan digital marketing aplikasi Javacraf, di kampus Uniba Surakarta, Rabu (17/11/2021). Foto : Ade Ujianingsih/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia berperan tinggi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Salah satu industri kerajinan yang berpotensi dan sedang dikembangkan di Kabupaten Boyolali adalah industri kerajinan logam Tumang.

Tim peneliti Universitas Islam Batik Surakarta (Uniba) melakukan pendampingan dan pengembangan UMKM perajin tembaga di desa Tumang, Kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali.

“Kami memilih perajin tembaga Tumang karena ada banyak perajin di desa Tumang, namun sebagian besar model pemasaran masih biasa padahal kerajinan ini sudah mendunia. Untuk itulah kita dukung pemasaran melalui e-commerce,” Ungkap Raisa Aribatul Hamidah, dosen Prodi Manajemen, salah satu dari empat dosen yang meneliti, saat menggelar pelatihan bagi mahasiswa yang melakukan pendampingan digital marketing aplikasi Javacraf, di kampus Uniba Surakarta, Rabu (17/11/2021).

Baca juga:  Alasan UGM Coret Fahri Hamzah dari Daftar Penceramah

Program ini melibatkan empat dosen, yakni Raisa Aribatul Hamidah, SEI, MEI, Fithri Setya Marwati, SE, MM, Dr.Dra. Ec. Hj. Istiatin, SE,MM, dan Dimas Ilham Nur Rois, S.E., M.Ak.

iklan

Permasalahan utama, yaitu terbatasnya teknologi informasi serta kemampuan untuk mengakses teknologi, serta manajemen yang belum diterapkan secara baik. Selain itu, sistem penjualan dan pengolahan data masih dilakukan secara konvensional mengakibatkan terbatasnya peluang pemasaran dan proses transaksi.

“Belum meleknya pelaku UKM terhadap teknologi informasi, menjadi penyebabnya. Hanya sekitar 25 persen dari keseluruhan pelaku usaha di Tumang yang telah memanfaatkan teknologi untuk pemasaran dan pengelolaan keuangan,” imbuh Raisa.

Mitra menyebutkan bahwa kemampuan pengrajin atau SDM dalam pemasaran ekspor masih rendah, kemampuan penggunaan teknologi informasi seperti website masih kurang, masih banyak pengrajin yang belum memiliki website sendiri, membutuhkan pembuatan aplikasi khusus untuk melakukan pemasaran online, dan membutuhkan sistem informasi akuntansi yang digital.

Baca juga:  KPU Surakarta Mulai Rakit Kotak Suara Pilkada 2020

Salah satu prinsip penting dari Revolusi Industri 4.0 adalah pemanfaatan sistem informasi yang lebih intensif dan masif dalam aktivitas bisnis sehingga tercipta efektivitas dan efisiensi tinggi.

Tujuan bagi Perguruan Tinggi mitra usaha adalah untuk memberikan solusi program Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada Divisi Akuntansi PPM Manajemen, yang diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mengenal, mengetahui dan memperoleh pengalaman dari dunia kerja sebagai bekal persiapan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

Hasil utama dari program ini adalah berupa purwarupa aplikasi penjualan elektronik (e-commerce) dan Sistem Informasi Akuntansi Digital.

Tujuan berikutnya, yaitu dalam rangka mendukung Kampus Merdeka Belajar, akan memanfaatkan bangunan (gedung) yang dimiliki oleh milik mitra usaha guna membuka Art Gallery Research Center yang akan dikelola bersama dengan mitra usaha sebagai fasilitas display product (Showroom), direct marketing Javacraf, workshop Kuningan dan tembaga, dan pameran bagi mitra usaha, yaitu para perajin yang dapat digunakan bersama.

Baca juga:  Persiapan Ramadhan, Pasar Murah Kodim 0726/Sukoharjo Diserbu Warga

Utamanya dalam bidang manajemen dan akuntansi yang meliputi pemasaran, kewirausahaan, pengelolaan keuangan, pembelajaran system pemasaran dan akuntasi, dan sebagainya yang relevan. Dalam fasilitas ini akan dilengkapi dengan jaringan internet secara gratis.

“Sedangkan untuk pelatihan kali ini, tim mengajak 45 mahasiswa yang akan menjadi pendamping perajin Tumang dalam menyukseskan program ini,” pungkas Raisa. (Dea/bis)

iklan