JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Sejumlah kyai dari berbagai pesantren di Jawa Tengah hadir dalam focus grup discussion (FGD) kerja sama pesantren-perguruan tinggi, Minggu (21/2) pagi di Universitas Negeri Semarang. Selain para kyai, pada forum tersebut juga hadir sejumlah rektor dan profesor dari berbagai perguruan tinggi.
Dari kalangan pesantren, sejumlah tokoh yang hadir antara lain Gus Zaim Maksum (Rembang), KH Kharis Shodaqoh (Semarang), Habib Umar Muthohar (Semarang), KH Mu’adz (Pati), KH Ahmad Hudaya (Solo), Kh Abdul Karim (Solo), dan sejumlah kyai lain termasuk Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen .
Adapun dari kalangan perguruan tinggi, sejumlah rektor dan profesor yang dijadwalkan hadir adalah Prof Yos Johan Utama (Undip), Prof Dr Imam Taufiq dan Prof Agmad Rofiq (UIN Walisong), Prof Mahmutarom (Unwahas), Dr Bedjo Santoso (Unissula) dan sejumlah tokoh lain dari berbagai perguruan tinggi.
Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum menyampaikan, Forum Silaturhami Pesantren dan Perguruan Tinggi punya peran yang semakin strategis dalam kehidupan berbangsa.
Menurutnya, kedua lembaga pendidikan tersebut memiliki komitmen yang sama yaitu mencerdaskan bangsa. Agar komitmen tersebut dapat terus dipelihara, keduanya harus terus bekerja sama.
“Salah satu agenda penting yang menjadi perhatian kalangan pesantren dan perguruan tinggi adalah pendidikan karakter dan peningkatan rasa cinta tanah air,” katanya.
Inisiatif sejumlah pesantren dan perguruan tinggi untuk berkolaborasi mendapat sambutan hangat dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen mengungkapkan kemitraan tersebut adalah kelanjutan dari kerja sama para pendiri bangsa. Menurutnya, tokoh agama dan pemimpin pemerintah telah bermitra sejak dulu. Termasuk saat mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
“Kalau hari ini kampus dan pesantren bekerja sama, itu berarti melanjutkan kerja sama para kyai-ulama pada masa lalu,” katanya.
Hal itu dikatakan Taj Yasin dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Forum Silaturahmi Pesantren dan Perguruan Tinggi yang diselenggarakan di Universitas Negeri Semarang.
Taj Yasin mengapresiasi, selama ini sejumlah perguruan tinggi telah bermitra dengan pesantren dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satunya memberikan beasiswa kepada para santri penghafal Alquran.
“Ini bagus karena pendidikan agama dan pendidikan umum bisa saling melengkapi sehingga para santri memperoleh akses pendidikan sebaik mungkin,” katanya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Girikusuma Mranggen KH Munif Zuhri menyampaikan, Forum Silaturahmi Pesantren dan Perguruan Tinggi bisa menjadi jembatan menemukan solusi bagi persoalan pendidikan karakter.
Ia yakin dengan pemahaman keagamaan yang benar anak-anak muda memiliki karakter yang lebih baik.(fid/akh)