JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan pelatihan tentang usaha bunga potong kepada sejumlah warga di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, untuk meningkatkan taraf perekonomian mereka.
“Usaha bunga potong di Desa Berjo memiliki peluang ekonomi yang tinggi. Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan petani bunga potong dalam pengembangan usaha sehingga mampu meningkatkan pendapatan mereka,” kata Ketua Pelaksana Pengabdian Tim Penelitian Pemberdayaan Masyarakat Program Studi Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat Program Pascasarjana UNS Suminah di Solo, Jumat.
Ia mengatakan pelatihan tersebut diperlukan karena sejauh ini masih ada hambatan dalam memaksimalkan potensi tersebut, di antaranya minimnya pengetahuan petani terhadap ragam bunga potong yang memiliki nilai ekonomi tinggi, lemahnya pemasaran, manajemen usaha, dan motivasi usaha bunga potong yang perlu ditingkatkan.
“Potensi bunga potong di Desa Berjo sangat bagus apabila dikelola secara lebih baik. Rintisan usaha bunga potong oleh petani muda menjadi modal utama, apalagi wilayah geografis Desa Berjo sangat mendukung untuk beragam jenis bunga potong. Namun demikian para petani masih perlu meningkatkan kapasitasnya agar usaha bunga bisa berkelanjutan dan kompetitif,” katanya.
Ia mengatakan pada pelatihan yang diikuti oleh 14 anggota kelompok tani bunga tersebut meliputi pelatihan usaha bunga krisan mulai dari budi daya, analisis, dan diversifikasi usaha sampai dengan pemasaran. Menurut dia, pelatihan tahap pertama berlangsung di lahan bunga krisan milik petani Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yang sudah memiliki pengalaman panjang dalam bisnis bunga krisan.
“Dalam pelatihan tersebut petani Berjo Flora belajar dan mempraktikkan secara langsung tentang proses pembibitan, penanaman, pemeliharaan serta proses panen bunga krisan,” katanya.
Untuk melengkapi kemampuan petani, dikatakannya, Tim Pengabdian UNS juga memberikan pembekalan berupa keterampilan pembuatan buket bunga agar petani bisa menambah diversifikasi usaha bunga potong dan tidak hanya mengandalkan penjualan bunga segar.
“Selain itu, penguatan pemasaran melalui sistem ‘online’ dengan memanfaatkan media sosial juga diberikan dalam bentuk penyediaan papan nama untuk outlet toko bunga milik kelompok,” katanya. (fid/ant)