JATENGPOS.CO.ID, NTT – Pelaksanaan Festival Parade Pesona Kebangsaan (FPPK) 2019 di Kabupaten Ende sudah selesai. Tapi, bukan berarti berakhir juga mengenal daerah ini. Setelah puas menelusuri jejak pengasingan Bung Karno, Anda bisa mampir ke destinasi paling hits di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Apalagi kalau bukan Danau Kelimutu.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, Derson Duka mengatakan, Danau Kelimutu berada di kawasan pegunungan di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu. Danau ini sangat menakjubkan karena memiliki tiga warna yang pernah menghiasi uang pecahan Rp5000.
“Danau Kelimutu biasa juga disebut Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna berbeda. Yaitu merah, biru dan putih. Namun, warna tersebut bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu,” ujarnya, Sabtu (1/6).
Sesuai warnanya, Danau Kelimutu terbagi atas tiga bagian. Ada danau berwarna biru atau disebut ‘Tiwu Nuwa Muri Koo Fai’. Ini dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Kemudian danau yang berwarna merah atau ‘Tiwu Ata Polo’, adalah tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama hidupnya selalu melakukan kejahatan misalnya tenung.
Sementara danau berwarna putih atau ‘Tiwu Ata Mbupu’, merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Warga sekitar Danau Kelimutu percaya, pada saat danau tersebut berubah warna, maka mereka ‘diminta’ memberikan sesajen bagi arwah orang-orang yang telah meninggal.
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Eshty Reko Astuty mengatakan, Danau Kelimutu ditemukan oleh warga negara asing, yaitu Van Such Telen pada tahun 1915. Fenomena danau tersebut dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929.
“Sejak saat itu, wisatawan mancanegara mulai berdatangan untuk menikmati keindahan danau tersebut. Mereka datang bukan hanya untuk berwisata, tetapi sekaligus ingin meneliti kenapa Danau Kelimutu bisa menghadirkan tiga warna yang berbeda,” jelas Esthy yang juga Ketua Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauziani menambahkan, seperti halnya destinasi wisata alam lainnya, Danau Kelimutu merupakan anugerah luar biasa yang diberikan Tuhan untuk Indonesia. Karena ini pula, NTT khususnya Kabupaten Ende dikenal banyak orang.
“Daerah Kelimutu sudah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992. Kini, wisatawan mengaku belum afdol datang ke NTT kalau belum berkunjung ke Danau Kelimutu,” tegasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Pemkab Ende telah mendaftarkan kawasan Kelimutu sebagai geopark atau taman bumi nasional. Bupati Ende Djafar Ahmad juga sudah mengeluarkan keputusan Geopark Kelimutu. Wilayahnya mencakup 12 kecamatan yang dilengkapi dengan aspek keragaman geologi, hayati, dan budaya. Geopark Kelimutu ditarget akan terdaftar sebagai bagian dari jaringan geopark dunia atau Unesco Global Geopark (UGG) di tahun 2021.
“Saya mengapresiasi upaya pemerintah setempat untuk terus mengembangkan kawasan Kelimutu. Salah satunya dengan menggelar kegiatan pariwisata berupa pesta sepekan di Danau Kelimutu. Event ini biasanya diadakan setiap bulan Agustus, sejak tahun 2014 lalu. Bahkan, kegiatan itu sekarang diambil alih oleh Kemenpar sebagai bagian dari 100 top event pariwisata nasional,” bebernya. (rif)