“UTABI”OptimalkanPembelajaran Biologi

Dra. Siti Noor Chasanah Sumarhati Guru Mata Pelajaran Biologi di SMAN 1 Wonosegoro, Boyolali
Dra. Siti Noor Chasanah Sumarhati Guru Mata Pelajaran Biologi di SMAN 1 Wonosegoro, Boyolali

JATENGPOS.CO.ID, – Semua manusia di muka bumi ini pada dasarnya sangat menyukai permainan. Begitu juga siswa-siswi SMA yang berusia remaja tidak ketinggalan sangat menyukai permainan. Hal ini terbukti disetiap jam istirahat di SMAN 1 Wonosegoro banyak anak yang menghabiskan waktunya untuk bermain, baik di dalam kelas maupun lesehan di teras depan kelas masing masing. Berdasarkan pengamatan, salah satu permainan yang disukai adalah ular tangga.

Ular tangga adalah salah satu model permainan yang sangat populer di negeri ini. Semua kalangan dari berbagai tingkatan usia  pernah bermain jenis permainan ini. Pada saat bermain ular tangga siswa terlihat lebih santai dan sangat menikmati. Oleh karena itu permainan ular tangga ini bisa digunakan sebagai metode belajar yang sangat potensial dan pasti sangat menyenangkan bagi siswa setingkat SMA.

            Ketika belajar Biologibanyak ditemui istilah-istilah asing  berbahasa Latin yang ditakuti setiap siswa. Perlu diciptakan media pembelajaran yang tepat  untuk belajar biologi agar siswa lebih mudah memahami istilah asing khususnya pada  materi hewan(Animalia).Media pembelajaran yang diterapkan adalah Ular Tangga Biologi (UTABI).

Baca juga:  Bahasa Resmi Vs Bahasa Gaul

Materi animalia merupakan materi yang membahas organisme multiseluler Eukariotik heterotrop yang dapat kita temui diberbagai tempat di belahan bumi bagian manapun. Walaupun hewan mudah kita dapatkan namun kingdom ini memiliki berbagai bentuk, cara hidup dan tempat hidup yang berbeda, maka terbentuklah sistim klasifikasi yang sangat rumit dan kompleks. Materi inilah yang dianggap sulit dan membosankan bagi siswa, apalagiselama ini dalam penyampaian  materi dilakukan secara monoton.


Media pembelajaran UTABIterbukti mampu meningkatkan semangat siswa dalam menyerap materi dengan lebih baik.  Pembelajaran dengan media UTABI dimulai dengan membentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan sekitar lima anak. Empat anak menjadi pemain dan satu anak lagi sebagai pemandu permainan. Pemain bisa melanjutkan langkah pion ular tangga apabila bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Pertanyaan sudah dipersiapkan oleh guru mapel dalam bentuk kartu soal.

Baca juga:  Permainan Estafet Matematika, Atasi Kejenuhan Belajar Siswa

Apabila dadu yang dilempar menunjukkan titik 6, maka pemain boleh melempar dadu berikutnya untuk  menjalankan pionnya lagi. Untuk membaca soal berikutnya, kartu soal harus dikocok terlebih dahulu untuk menghindari kecurangan. Permainan dalam kelompok-kelompok kecil ini hanya diberi waktu selama 20 menit. Selebihnya para pemenang akan diadu ke tahap selanjutnya.Guru mapel berperan sebagai pemandu permainan sedang pemain yang kalah akan menjadi suporter bagi pemenang dari kelompok masing-masing.

Babak final tata cara permainan sama dengan permainan kelompok pada babak penyisihan. Para suporter boleh membantu jagonya dalam menjawab pertanyaan dengan cara membuka buku. Pemain yang berada di posisi paling atas pada petak ular tangga tersebutlah yang akan keluar sebagai pemenang. Kemenangan dalam permainan ular tangga itu menjadi kemenangan tim. Penyampaian penghargaan dalam bentuk ucapan selamat oleh seluruh siswa di kelas ditujukan pada pemenang beserta team pendukungnya.

Baca juga:  Ketrampilan Komputer Bekal Siswa RPL Diera Digital

Selain meningkatkan hasil belajar, pembelajaran dengan menggunakan media UTABI jugamemperkuat rasa solidaritas antara pemain dengan anggota pendukungnya. Kemenangan dan kebanggaan akan diperoleh sebagai hasil kerja keras dan kekompakan dalam tim. Disamping rasa solidaritas antar siswa dalam satu kelompok juga akan didapatkan rasa kompetisi yang positif antar kelompok dalam satu kelas. Pada penerapan yang lebih luas, solidaritas dan kompetisi positif dapat menjalar pada siswa antar kelas, antar sekolah bahkan terjadi pada seluruh siswa di seluruh Indonesia.

Harapan agar generasi muda Indonesia  menjadi insan yang mandiri memiliki rasa solidaritas dan empati yang tinggi antar Warga Negara, serta memiliki rasa kompetisi yang positif terhadap bangsa-bangsa  lain sehingga mewujudkan harapan bahwa “Indonesia bisa disejajarkan dengan nagara- negara di dunia” dapat terwujud.

Dra. Siti Noor Chasanah Sumarhati

Guru Mata Pelajaran Biologi di SMAN 1 Wonosegoro, Boyolali