SALATIGA– Saat ini bukan lagi masanya bersantai, malas belajar, malas berinovasi, dan lainnya. Karena gelombang perubahan teknologi dan informasi di era digital saat ini telah membuat persaingan usaha semakin kompetitif.
Sedangkan generasi muda yang tidak didukung karakter dasar bangsa Indonesia dan kemampuan memiliki jiwa usaha( entrepreneur ) maka dalam lima tahun hingga sepuluh tahun ke depan, akan lenyap atau hanya menjadi penonton di negeri sendiri.
Hal itu diungkapkan Syafii Efendi, pengusaha muda sekaligus motivator, saat tampil dalam ”Seminar Motivasi Membangun Bangsa” yang diikuti ratusan siswa SMA/SMK/MA di Kota Salatiga dan sekitarnya, di Gedung Pertemuan Daerah (GPD) Jl Pemuda Salatiga, kemarin. ”Kita jangan sampai hanya melihat perubahan, tetapi tidak terlibat dalam perubahan itu. Bahkan kita yang harus memimpin dan menguasai perubahan ini,” tandas Syafii, disambut tepuk tangan.
Dikatakan Safii, perubahan yang cepat saat ini adalah teknologi, karena teknologi telah menggantikan manusia. Dampaknya adalah kebangkrutan dan kemiskinan. Hal yang sangat sederhana saat ini adalah, ojek sudah digantikan dengan ojek on line. Belanja juga tidak perlu ke toko atau pasar, karena bisa secara on line. Bahkan dalam waktu dekat, pekerjaan sopir akan digantikan teknologi, karena sudah diciptakan mobil yang dikendalikan teknologi,” imbuh Syafii sambil memperlihatkan slides film mobil tanpa sopir.
Syafii mengingatkan, saat ini diperlukan generasi muda yang memiliki jiwa entrepreneur yang penuh dengan inovasi dan kreativitas. Mereka ini akan terus berkarya menciptakan berbagai temuan teknologi yang menghasilkan uang. Mereka inilah generasi yang akan mengusai usaha.
Diakuinya, saat ini generasi muda atau yang dikenal dengan generasi milenia berada di ambang antara selamat atau hancur. Hal itu terjadi bila generasi itu tidak dibekali karakter dasar bangsa, seperti moralitas yang baik, leadership, agama, atitude, dan lainnya. Dia mengingatkan Indonesia menjadi sasaran peredaran ratusan hingga ribuan ton narkoba, yang siap menghancurkan generasi muda. “ Namun bila generasi ini memegang teguh karakter bangsa, maka apa pun teknologi dan budaya yang masuk, tidak akan menghancurkan bangsa ini,” pungkasnya. (deb/bis)