JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN – Menjelang datangnya bulan Ramadan, salah satu musikus yang juga seorang legislator di Kabupaten Semarang, Agus Rujianto memanfaatkan momen tersebut dengan meluncurkan album religi berjudul “Hijrahku (Ungkapan Rasa Seorang Mualaf)”.
Menariknya, launching album digelar dengan mengadakan Pengajian Akbar yang dihadiri para kiai sepuh Kabupaten Semarang di lapangan Lemahireng, Bawen, Jumat (11/5) malam.
Turut hadir dalam acara yang dipenuhi ribuan jamaah Sekda Kabupaten Semarang Gunawan Wibisono dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Semarang Asof, SE. Meski dikemas dalam kegiatan pengajian namun suasana acara terasa hidup intertainnnya sekaligus menghanyutkan perasaan jamaah berkat kepiawaiannya Risna dari Radio SAS Salatiga yang menjadi MC mampu mengulik kisah kehidupan Agus hingga tercipta album tersebut.
Agus Ru panggilan akrabnya— di hadapan jamaah menyampaikan perjalanan hidupnya yang sebelumnya kerap melakukan perbuatan yang dilarang agama. Ia menyebut sebagai perjalanan hitam yang penuh dengan kemaksiatan. Bahkan, diakuinya jika masyarakat di sekitar tempat tinggalnya di Lemah Ireng sudah mengenal siapa Agus Ru ketika itu.
“Saya tidak akan pernah menutup-nutupi masa lalu saya yang kelam. Justru ketika perjalanan hidup saya sampai di sini (menjadi mualaf yang taat, red) saya menemukan ketentraman dan kedamaian dalam diri saya. Saya merasakan nikmatnya hidup ketika kita semakin dekat dengan Allah, semakin mencintai Allah dengan penuh ketaatan,” paparnya yang sekali-kali terdiam, tak kuat meneruskan kata-katanya karena terharu.
Menurutnya, proses “hijrah” yang telah dilaluinya tidak lepas dari peran para kiai yang telah membimbingnya ketika dia berproses untuk menjadi seorang mualaf hingga menjadi seorang muslim yang taat.
“Saya bukan siapa-siapa. Yang luar biasa itu adalah pak Kiai yang selama ini selalu membimbing saya, dan tidak bosan selalu mengingatkan saya ketika saya malas sholat dan masih suka berbuat maksiat. Sampai kemudian saya sadar dan bertaubat untuk benar-benar hijrah meninggalkan hidup yang kelam,” lanjut Agus Ru.
Disebutkan, terciptanya album tidak lepas dari kisah pertaubatannya. Bahkan banyak orang yang merasakan perubahan hidupnya yang kini berubah menjadi religius. Ia sekarang sering kali diminta masyarakat mengisi sebagai pembicara di majelis, namun ia merasa bukanlah seorang ustad.
“Saya bukan ustad tapi mungkin sebagai motivator, saya juga tidak bisa berceramah, tapi insya Allah dengan ridho Allah saya akan terus berdakwah melalui lagu-lagu saya,” tegas anggota Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Semarang ini.
Cerita Agus Ru, album yang berisi 11 lagu ini semuanya mengisahkan perjalanan hidupnya hingga benar-benar menjadi orang yang taat pada Allah. Karena merupakan curahan dari dasar sanubarinya, proses penciptaan lagu cukup cepat.
“Terutama lagu “Maafkan Aku” yang saya ciptakan untuk almarhum ibu saya, saya menciptakan hanya dalam waktu 2 jam. Begitu juga lagu “Perjalanan Hidup”, “Petunjuk Ilahi”, “Alhamdulillah” saya ciptakan spontan karena muncul dari intuisi saya yang ingin selalu dekat dan semakin dekat dengan Allah,” tambahnya.
Agus Ru menyebutkan kegiatan ini murni untuk tujuan dakwah, tidak ada kepentingan sebagai anggota dewan.
Dalam kesempatan itu Agus Ru membawakan tiga buah lagu yang dibawakan live bersama grup band E-Clip, Alhamdulilah, Maafkan Aku, dan Hasbunallah. Acara diakhirnya dengan pengajian utama oleh KH Rokhimin dari Samban. Di sela pengajian dibagikan gratis VCD album kepada seluruh jamaah. Di akhir acara Agus Ru menandatangani pernyataan “hibah” yakni seluruh hasil penjualan album disumbangkan kepada Upziz Baznas Bawen. (muz/biz)