Wakil Ketua DPRD Jateng Ingin Kesenian Tradisional Jadi Eskul di Sekolah

KESENIAN : Wakil Ketua DPRD Jateng Drs Heri Pudyatmoko saat bersama seniman tradisional pada sebuah acara.

JATENGPOS.CO.ID, TEMANGGUNG – Melestarikan seni budaya tradisional bukan hanya tugas para seniman atau budayawan, namun tugas kita semua. Pemerintah harus hadir dalam upaya melestarikan seni budaya asli bumi Nusantara ini. Jangan sampai kesenian tradisional yang memiliki nilai luhur bangsa ini luntur.

Jika dibiarkan, serbuan budaya asing lama-lama akan menggulung kesenian tradisional. Jika sudah demikian kita tidak lagi memiliki kebanggaan pada budaya bangsa. Demikian disampaikan wakil Ketua DPRD Jateng Drs H Heri Pudyatmoko saat ditemui usai kegiatan bersama warga di Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.

Sukirman mengatakan, kesenian tradisional yang saat ini masih eksis harus terus dilestarikan dan dikembangkan. “Pemerintah daerah harus hadir dan menjadi garda terdepan dalam melestarikan kesenian tradisional, tentunya dengan menggandeng pegiat seni, kelompok kesenian maupun padepokan kesenian lainnya,” ujar Heri Pudyatmoko.


Secara khusus, Wakil Ketua DPRD Jateng ini mengajak masyarakat luas untuk selalu mencintai, menjaga dan merawat seni budaya tradisional yang ada di tiap daerah masing-masing. Menurutnya, seni dan tradisi tersebut bisa hilang jika tidak dijaga dengan baik ditengah serbuan budaya asing dari luar.

Baca juga:  Puluhan Seniman Solo Tampilkan Karya Lukis di Selter

“Kami meminta agar pemerintah daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi harus memberikan anggaran yang cukup untuk melakukan pembinaan terhadap kesenian tersebut. Selain itu, melalui dinas pendidikan menggalakan di sekolah-sekolah ekstrakurikuler wajib untuk kesenian,” tandas Heri Pudyatmoko.

Politisi Partai Gerindra ini mengungkapkan DPRD Jateng terus mendorong kegiatan pentas seni tradisional di berbagai daerah. Kesenian yang tampil disesuaikan dengan budaya setempat sehingga akan tetap lestari. “Kami selalu mendukung penyelenggaraan penampilan kesenian tradisional,” ujar Heri Pudyatmoko menambahkan.

Penampilan kesenian ini merupakan bagian dari tanggung jawab DPRD Jateng untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya dan seni yang dimiliki oleh beragam lapisan masyarakat. Alumnus FISIP Undip ini menggarisbawahi, sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau, suku, bahasa, seni, dan tradisi, kekayaan budaya ini adalah sebuah kekayaan bangsa yang perlu terus dilestarikan.

“Kesenian tradisional di Jateng sangat beragam, masing-masing daerah berbeda, milsanya antara Kabupaten Pemalang dan daerah lain mungkin namanya berbeda. Di daerah Kabupaten Purworejo ada ndolalak, daerah lain ada jatilan, kuda lumping, kalau di Banyumas ada lengger dan lain sebagainua,” ungkap Heri Pudyatmoko.

Baca juga:  Tuntut Perbaikan Jalan, Ratusan Warga Pener Turun Jalan

Dia menegaskan, kesenian tradisional perlu ditampilkan dalam momentum apa pun. Bahkan jika generasi muda lebih tertarik pada musik yang mendayu-dayu, seni tradisional masih dapat dipadukan.

“Momentum apa pun, kesenian seperti ini harus ditampilkan. Jangan hanya menampilkan budaya modern tanpa menjawil kesenian tradisional. Dipadukan saja, karena saat ini anak muda sukanya musik yang mendayu-dayu. Akan tetapi tradisi-tradisi semacam ini dibutuhkan dan dijaga,” kata Heri Pudyatmoko.

Sebagai wakil rakyat yang mewakili daerah pemilihan Kabupaten Temanggung, dan Wonosobo dan Purworejo, Heri Pudyatmoko juga meminta pemerintah untuk memaksimalkan fungsi dewan kesenian. Pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap dewan kesenian, mengingat selama ini dewan kesenian hanya semacam lembaga ad hoc yang perannya tidak didukung penuh.

“Jadi ada, seolah-olah pemerintah peduli dengan kesenian tapi tidak diperankan secara maksimal. Sesungguhnya dewan kesenian ini seperti Pak Sunardi memiliki akar yang kuat, tradisi yang kuat, jaringan yang kuat kepada kelompok kesenian tradisional,” ujarnya.

Baca juga:  Tindak Pelanggar dan Bagikan Coklat untuk Pengendara Tertib

Dalam kesempatan yang sama, tokoh masyarakat Temanggung, Suharto mengungkapkan, kegiatan nguri-uri kebudayaan adat daerah memang sangat perlu kita lakukan. Ia menyoroti pada tahun 1980-an, minat terhadap budaya lokal sangat besar. Hal ini terbukti saat dengan munculnya tradisi seperti kuda lumping, jatilan, wayang dan sejenisnya dalam setiap perayaan.

Sementara saat ini pertunjukan-pertunjukan semacam itu sudah jarang dijumpai di masyarakat.

“Ini sebuah tantangan yang harus diperhatikan oleh para pegiat seni di daerah. Juga bagaimana pemerintah merespon hal ini bahwa seni budaya adat daerah ini adalah hal penting. Karena adat dan budaya ini sebagai pemersatu bangsa republik Indonesia,” ujar tokoh masyarakat yang tinggal di Kecamatan Pringsurat ini.

Dia berharap, pemerintah melalui Wakil Ketua DPRD Jateng Heri Pudyatmoko memberi daya dukung dan supporting yang kuat untuk mempertahankan adat budaya bangsa Indonesia yang asli ini supaya terus berkembang. Serta bersama-sama mengembalikan kejayaan adat budaya Indonesia di era milenial saat ini. (sgt/anf/adv)