Warga PSHT Solo Raya Siap Jaga Kondusivitas Pemilu 2019

Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, Moerdjoko Hadi Wijoyo memimpin Deklarasi Pemilu Damai yang diikuti 10 ribu pendekar Solo Raya di Benteng Vastenburg, Sabtu (13/4) sore.

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Puluhan ribu warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menyatakan siap menjaga kondusivitas Kota Solo selama pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu). Selain itu, mereka juga siap membantu pengamanan jika memang dibutuhkan.

Hal tersebut diutarakan Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, Moerdjoko Hadi Wijoyo di sela acara Deklarasi Pemilu Damai yang diikuti 10 ribu pendekar Solo Raya di Benteng Vastenburg, Sabtu (13/4) sore.

“Kami siap menjaga kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat). Dan apabila diminta membantu secara aktif dalam proses Pemilu, kami siap berkoordinasi dengan aparat keamanan. Kita berharap agar pelaksanaan pemilu 2019 ini bsia berjalan dengan aman, tentram, damai kondusif itu yang kita harapkan,” jelasnya.

Kepada para anggota PSHT atau yang lazim disebut warga, Murdjoko mengimbau agar tidak terlibat konflik meski memiliki perbedaan pilihan politik. Apalagi sebagai organisasi kemasyarakat (ormas), PSHT netral dan tidak terlibat langsung dalam politik praktis. Meski demikian, pihaknya membebaskan anggotanya untuk memilih sesuai aspirasi masing-masing.

“Berbeda boleh, tapi tetap harus guyub rukun. Menjaga kerukunan dan kebersamaan politik. Kami sendiri sebagai keluarga besar PSHT harus bisa menjaga situasi kamtibmas yang kondusif. Sebab bagi kami NKRI harga mati, sehingga kami berkomitmen menjaga keutuhan NKRI,” ujarnya.

Sementara itu, acara Deklarasi Pemilu Damai sendiri diikuti sekitar 10 ribu warga PSHT dari Solo Raya yang memadati kawasan Benteng Vastenburg. Dalam deklarasi tersebut mereka mengikrarkan dukungan kepada Pemerintah dalam menyelenggarakan Pemilu 2019 dengan aman, nyaman, tertib, dan damai serta bersikap netral yang bertanggung jawab.

Selain tokoh-tokoh PSHT, acara tersebut juga dihadiri para pemangku kepentingan di wilayah Solo dan sekitarnya serta sejumlah tokoh budaya. Di antaranya perwakilan dari 11 kerajaan yang berada di wilayah Indonesia.

Koordinator Panitia, KP Eddy Wirabhumi mengatakan, deklarasi tersebut perlu dilakukan karena selama masa Pemilu 2019, khususnya Pilpres membuat masyarakat terkubu. Ditambah dengan dimainkannya isu-isu tertentu oleh masing-masing kubu membuat situasi sedikit memanas.

“Dengan adanya deklarasi ini kami berharap masyarat yang tadinya terkubu, di kiri maupun kanan bisa kembali lagi ke tengah. Khususnya warga PSHT. Beda pilihan boleh, tapi kita tetap bersaudara,” ujarnya. (jay/bis)