
JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Warga di kecamatan Tangen Kabupaten Sragen deklarasikan bebas air besar sembarangan ( BABS). Kebijakan itu ditekankan dalam rapat koordinasi BABS di aula kantor Kecamatan Tangen, Rabu (4/4). Rapat koordinasi dihadiri seluruh tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen.
Kepala Desa, bidan desa, anggota babinsa, babinkantibmas, tokoh masyarakat serta tim sanitasi total berbasis masyarakat ( STBM) seluruh Kecamatan Tangen.
Camat Tangen Retno Wahyuningrum.S.Sos, menerangkan bahwa Kecamatan Tangen, mengakui masih ada beberapa warga BABS, terutama warga dibantaran Sungai Bengawan Solo dan warga sekitar hutan.
“Melihat kondisi itu, maka untuk tahun ini kita targetkan Tangen harus BABS. Gerakan yang dilakukan agar warga sadar untuk BAB di jamban, tidak BABS di sungai maupun di kebun,” kata Retno Wahyuningrum.
Untuk target BABS, kata Camat Retno, Tangen membetuk tim STBM agar sebelum bulan Oktober 2018 wilayah Tangen warganya BAB di jamban. Sementara tim Dinkes Sragen Supoyo mengungkapkan bahwa ada dua kabupaten yang belum deklarasikan BABS selain Sragen ada Klaten. Maka Sragen giat untuk adakan koordinasi ke semua kecamatan.
Dikatakan Supoyo, untuk dibentuknya tim STBM sebagai pendekatan untuk merubah perilaku higeine dan sanitasi melalui pemberdayaan lima pilar STBM. Pertama; stop buang air besar sembarangan. Kedua; cuci tangan pakai sabun. Ketiga; pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga. Keempat; pengelolaan sampah rumah tangga. Dan kelima; pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Disisi lain, Forum Masyarakat Sragen (Formas) sebagai elemen masyarakat ikut dilibatkan dalam tim STBM. Ketua Formas Sragen utara Sri wahono menambahkan, khusus di Desa Katelan Formas dalam tim STBM menggandeng bidan desa, babinsa, babinkantibmas untuk turun langsung berikan sosialisasi dan mengubah perilaku BAB bagi warga di bantaran sungai Bengawan Solo.
“Kami bersama-sama mengajak warga yang tinggal di tepi sungai maupun hutan, untuk buang air besar di jamban atau WC saja,” tutur Wahono.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan, tahun 2017 ada empat kecamatan yang sudah ODF. Selain Sidoharjo, terdapat kecamatan Sragen Kota, Miri dan Ngrampal. Selain itu saat ini terdapat 94 desa yang sudah ODF. (ars/saf/sct)