JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Selain Barongsai, kesenian gerak tradisional China lainnya yang juga dikenal familiar oleh masyarakat adalah Liong. Berbeda dengan Barongsai yang dimainkan oleh dua orang, Tari Naga ini dimainkan oleh satu kelompok yang beranggotakan sembilan atau sepuluh orang.
Meski berbeda bentuk, namun untuk memainkan seni tradisional yang satu ini tak kalah sulit dengan Barongsai. Apalagi Liong dimainkan secara berkelompok, sehingga menuntut kekompakan tim. Belum lagi latihan dan kemampuan ekstra untuk menggerakkan boneka naga yang bobotnya lumayan berat itu.
Tak heran jika akhirnya mayoritas pemain pemula yang baru pertama kali memainkan Liong merasakan badannya pegal-pegal, terutama bagian tangan dan lengan. Karena tak hanya mengusung badan Liong yang berat namun juga harus memainkannya agar gerakan Liong mirip dengan ular naga itu. Seperti yang dirasakan sepuluh pemain Liong Long Ji Zhe yang kesemuanya merupakan awak media di Kota Solo.
“Habis latihan pertama pinggang dan tangan pegal-pegal. Ternyata berat juga membawa Liong apalagi harus digerakkan ke kekiri ke kanan. Kalau geraknya tidak kompak bisa-bisa Liong-nya muntir,” ujar Lukas Budi, wartawan suarabaru.id.
Memang di perayaan Imlek tahun ini sejumlah wartawan dari berbagai media ditantang oleh Panitia Imlek Bersama 2020 untuk ikut tampil memeriahkan malam pergantian tahun baru China itu di halaman Balaikota Solo, Jumat (24/1) malam lalu.
Selain Lukas Budi, ada pula Ari Kristyono (Timlo.net), Sri Hartono (CNN Indonesia), Rizky Budi (RBTV), Ahmad Rafiq (Tempo), Iswara Bagus dan Irawan Wibisono (Radar Solo Jawa Pos), Joani Twelvia (RTV), Heru Kristanto (JogjaTV) serta Ade Ujianingsih (Jateng Pos).
Meskipun hanya berlatih selama dua hari dan satu hari untuk gladi bersih, sepuluh pemain yang kesemuanya awak media, baik cetak, TV maupun online mampu memukau ribuan penonton yang memadati halaman Balaikota Solo maupun kawasan Tugu Pemandengan dengan penampilan mereka yang berdurasi sekitar 10 menit.
Bahkan Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengaku kagum melihat penampilan awak media yang tidak disangkanya akan ikut bermain Liong di malam puncak perayaan Imlek. “Luar biasa, perlu diapresiasi ini. Saya tidak tahu berapa lama latihannya, tapi sangat bagus dan menghibur. Buktinya penonton banyak yang tepuk tangan,” ujarnya usai menyaksikan penampilan Liong para wartawan.
Terkait penampilan mereka, salah satu anggota grup Liong Long Ji Zhe, Irawan mengaku puas. Apalagi mengingat semua pemainnya benar-benar dari nol alias baru pertama kali memainkan Liong.
“Kesannya bangga, bisa memainkan salah satu kesenian tradisional negeri Tiongkok. Dan puas mengingat kami sama sekali tidak punya basic, benar-benar dari nol dan latihan juga hanya dua hari di Tri Pusaka,” ucapnya.
Sementara itu, pelatih Liong dari Tri Pusaka, Reynardus Rismawan Susanto mengatakan tidak sulit untuk melatih para awak media untuk bermain Liong. Bahkan menurutnya lebih mudah melatih mereka dibandingkan melatih orang yang sama-sama awam.
“Ya mungkin karena wartawan ya jadi imajinasinya lebih kaya. Dan mereka sudah sering melihat atraksi Liong saat liputan jadi secara garis besar sudah memiliki gambaran seperti apa,” jelasnya.
Ia mengaku tidak ada kendala berarti saat melatih para wartawan. Apalagi yang diajarkannya pun gerakan-gerakan dasar dan simpel. Mengingat waktu berlatihnya sangat singkat.
“Saya kasih materinya gampang-gampang tapi bisa untuk entertaint khalayak umum. Jadi mereka hanya gerakan simpel tapi bisa menghibur. Seperti roll atau pace dan yulung, Kalau yang pakai lompat-lompat belum saya ajarkan,” ujarnya. (jay/rit)