Webinar FPIK Seri Perdana FPIK Undip Hadirkan Konsep Terbaru Perlindungan Pesisir

Pembicara Prof. DR. Ir. Sri Rejeki MSc.dan moderator Lestari Widowati, Msi berbincang dengan Dr. R. H. Bosma, Aquaculture & Fisheries, Wageningen University, Belanda pada webinar series Aquaculture Supporting Mangrove oleh FIPK Undip.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip mengadakan Webinar Series selama bulan Juni 2021 dengan menghadirkan sejumlah pakar kelautan. Pada seri I yang bertajuk Budidaya Tambak Terhubung Mangrove, hadir sebagai narasumber Dr H Bosma, selaku Aquaculture & Fisheries, Wageningen University, Belanda.

Pembicara lainnya Guru Besar Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Prof Dr Sri Rejeki, Dosen Departemen Akuakulture FPIK Undip Restiana Wisnu Ariyati Msi,  Pengembang Komunitas pada Building with Nature Project yang memfasilitasi perencanaan 9 desa di Demak Eko Budi Priyanto dan Peneliti pada Deltares, Ira Wardani.

Webinar seri I ini memperkenalkan konsep baru dalam perlindungan pesisir laut, hutan mangrove dan eksistensi tambak bagi petani. Guru Besar Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Prof Dr Sri Rejeki menjelaskan konsep baru ini bernama Associated Mangrove Aquaculture (AMA) atau sistem tambak terhubung mangrove.

“Latar belakang konsep AMA ini adalah adanya adanya penurunan permukaan tanah yang disebabkan berbagai faktor. Mulai dari masifnya penggunaan air tanah, penebangan hutan mangrove yang akhirnya menyebabkan 640 hektare tambak hilang di Demak dan 900 hektare lainnya terdampak akibat penurunan tanah maupun abrasi,”paparnya.

Abrasi mengakibatkan morfologi pantai berubah dan garis pantai berpindah. Akibatnya, kualitas lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat juga berubah. Apalagi, banyak petambak yang mulai kehilangan tambak dan menyebabkan pengangguran serta kemiskinan baru.

“Konsep MMA ini berbeda dengan sebelumnya, silvofishery. Dimana mangrove tidak ditanam di pematang atau di dalam stambak,” kata Sri Rejeki dalam Webinar “Aquaculture Supporting Mangrove” Seri#1, Rabu (2/6).

Project Manager and Researcher at The Chair Group Aquaculture and Fisheries (AFI) 2001-2019, Dr Roel H Bosma menjelaskan banyak negara yang abai terhadap hutan mangrove ini. Di sepanjang pantura Jawa, kerusakan hutan mangrove menyebabkan hilangnya permukiman, infrastruktur dan ratusan hektare tambak.

Untuk itu perlu dilakukan perlindungan dengan melindungi hutan mangrove yang tersisa. “Kurangi penggunaan air tanah, peningkatan SDM masyarakat melalui pelatihan, mengganti tambak dengan mangrove,” katanya.

Webinar kali ini menghadirkan moderator Lestari L Widowati. Dia mengatakan webinar akan diselenggarakan menjadi tiga series. Dua webinar lanjutan akan diselenggarakan pada 9 dan 16 Juni 2021 mendatang. (rit)