
JATENGPOS.CO.ID, BLORA – Kawasan Oro-Oro Kesongo di Desa Gabusan, Kecamatan Jati prospektif dikembangkan sebagai obyek wisata baru di Kabupaten Blora . Untuk itu, perlu disinergikan dan keseriusan antara pemangku kebijakan dan pemerintah desa setempat.
Oro – oro Kesongo memiliki aktivitas tanah yang menyemburkan lumpur dan gas. Luasannya lebih dari dua hektar dan dikenal sebagai kawasan mistis dan memiliki cerita rakyat yang terkenal. Bahkan tak jarang, dijadikan tempat meminta pesugihan.
”Dari cerita rakyat, aura mistis dan lokasi yang indah serta menarik, saya kira tidak cukup selalu diwacanakan terus menerus. Harus berbenah, seperti menyusun lay out dan setting kawasan. Siapa yang mengelola, termasuk dipasang gazebo dan proteksi bagi para pengunjung,” kata peminat potensi wisata alam Oro-Oro Kesongo, Hastati.
Bahkan saat mengunjungi kawasan itu, Hastati mengaku tidak menjumpai papan nama atau pagar pembatas, antara lahan pertanian produktif dengan Oro-oro Kesongo. Parahnya lagi, akses jalan menuju lokasi, juga belum mendukung karena masih melewati pematang jalan pertanian.
“Papan nama lokasi Kesongo belum ada. Perlu ada pagar pembatas yang memisahkan lahan produktif pertanian dengan lokasi tersebut,” ujar Hastati.
Sementara itu, Sunadi salah seorang perangkat desa Gabusan mengaku, wacana pengembangan kawasan Oro-oro Kesongo sebagai lokasi wisata sudah lama dibicarakan.
Hanya saja sampai saat ini belum terwujud. Bahkan warga sering khawatir akan terjadi semburan lumpur disertai gas secara tiba-tiba.
“Saat ini akses jalan menuju Kesongo perlu dibangun. Kalau aktivitas semburan sudah jarang terjadi, paling hanya letupan kecil. Terakhir, tahun lalu terjadi semburan lumpur setinggi lebih kurang empat meter, itu pun tidak lama,” kata Sunadi.
Hal senada disampaikan Pujo, salah seorang pegiat wisata alam yang kerap mempromosikan kawasan Kesongo melalui media sosial.
“Saya kira Kesongo sudah cukup dikenal. Apalagi kita beberapa kali mengenalkan melalui sosial media. Bahkan beberapa media cetak juga ikut mempromosikan. Tinggal bagaimana memanfaatkannya menjadi ikon yang diminati pengunjung,” katanya.(feb/rif/mg8)