JATENGPOS.CO.ID, TEMANGGUNG – Ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi melihat potensi besar dari wisata alam di Dukuh Posong, Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Temanggung. Namun demikian, Dukuh Posong yang ada di Lembah Gunung Sindoro itu perlu dikembangkan lebih serius.
Hal itu disampaikan Rukma Setyabudi saat melakukan kegiatan penyerapan aspirasi (Reses) di dukuh tersebut, kemarin. Reses diisi dengan dialog interaktif dengan warga mengenai potensi wisata alam dan pertanian yang perlu ditingkatkan lagi.
“Tadi (kemarin, red), saya sudah berkeliling dan sempat berfoto. Hanya saja masih ada kekurangannya. Pertama, (Wisata Alam Posong) kurang dikenal masyarakat dari luar Temanggung. Biar dikenal masyarakat luas di luar Temanggung, perlu dilakukan pengembangan yang lebih serius,”ungkapnya.
Selain butuh pengembangan, menurut politisi PDIP ini, akses jalannya masih kurang memadai. “Kalau soal pemandangannya sudah sangat baik,” katanya, didampingi Fasilitator Masyarakat Posong Riyadi.
Untuk sektor pertanian, kata dia, Pemkab harus mendukung upaya kelompok-kelompok tani di Dukuh Posong. Karena, menurut dia, tanaman kopi yang dihasilkan sudah mampu menjadi produk unggulan di Kabupaten Temanggung.
“Pemkab harus ikut mendukung pemasaran produk yang dihasilkan petani tersebut dan membantu akses jalannya. Kami, dari provinsi, bisa ikut membantu perkembangan Posong,” ucapnya.
Sementara itu Fasilitator Masyarakat Posong Riyadi berharap kehadiran Rukma ke Posong dapat mendukung upaya yang selama ini dilakukan masyarakat/ kelompok tani. Ia menilai upaya yang dilakukan kelompok tani sudah cukup baik seperti tanaman Kopi Tlahab yang sudah dikenal ke sejumlah daerah di Indonesia.
“Pemasaran Kopi Tlahab saat ini sudah baik karena banyak daerah sudah banyak memesan Kopi Tlahab. Kami berharap produk Kopi Tlahab dapat me-nasional hingga mendunia agar masyarakatnya ikut sejahtera dengan bantuan/ dukungan dari DPRD Jateng,” harap Riyadi.
Sementara, salah satu petani Posong, Supriyanto, juga mengakui Kopi Tlahab sangat diminati pasar. Pasalnya, kopi tersebut memiliki ciri khas tersendiri yakni rasa kopi tembakau atau kopi dengan aroma tembakau. Mengenai akses jalan di Posong, kata dia, sebenarnya pemkab sudah mengupayakannya tapi petani menolak untuk dilakukan pengaspalan.
“Petani justru meminta jalan itu dipaving,” ungkap Supriyanto.
Menanggapi hal itu, Rukma mengaku sangat apresiatif dengan upaya pertanian tersebut. Ia mengatakan DPRD Jateng siap mendukung perkembangan sektor pertanian dan pariwisata di Posong.
“Persoalan pemasaran ataupun permodalan, sebenarnya bisa diupayakan oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dengan menghubungkannya ke program kredit lunak perbankan. Sampaikan saja kebutuhannya apa, kami (DPRD) akan mengupayakannya ke pemprov melalui dinas-dinas terkait,” ujar Rukma.
Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Wisata Alam Lembah Sindoro Posong sekitar 100 ribuan orang selama setahun. Kekurangannya yakni lahan parkir yang belum memadai di saat tingkat pengunjung mengalami peak season. (adv/ahm)