JATENGPOS.CO.ID, CILEGON – Dengan membawa golok, sekitar 3.861 pendekar berkumpul di Cilegon, 3-4 Mei. Mereka berasal dari Banten, hingga ke mancanegara. Rupanya, para pendekar ini sedang mengikuti gelaran Golok Day Festival 2019 yang mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata. Event ini berlangsung di Jalan Utama Kota Cilegon, Landmark Kota Cilegon, Depan kantor Walikota Cilegon.
Tahun ini, kegiatan Golok Day Festival sangat beragam. Pada hari pertama atau saat pembukaan, sudah digelar pertandingan tanding internasional rebut selempang/sarung. Namun, yang paling dinantikan jelas atraksi debus.
Sedangkan hari kedua, acaranya lebih beragam dan padat. Ada seminar budaya internasional, para pendekar juga melakukan kirab dari Rumah Dinas Walikota ke Area Utama Golok Day. Malam harinya, mereka dihibur oleh penyanyi religi Opick, yang tenar dengan lagu Tombo Ati.
Di hari ketiga, ditampilkan pembuatan golok. Ada juga sehat ala Pendekar Urutan Cimande. Dan yang tidak ketinggalan adalah pentas seni budaya serta kuliner.
Menurut Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata, Adella Raung, Golok Day Festival 2019 adalah event budaya.
“Golok Day Festival adalah event budaya. Sebuah event tematik berbasis kearifan lokal. Tentunya mengangkat Mahakarya Lokal dengan Citarasa Internasional. Karena pesertanya bukan hanya dari Banten, tapi juga dari daerah lain di Indonesia, bahkan hingga mancanegara,” kata Adella, Minggu (5/5).
Kegiatan Golok Day sudah digulirkan sejak tahun 2014. Inspirasinya berasal dari para kasepuhan pendekar atau pesilat Kota Cilegon. Golok Day dijadikan momentuk untuk menjaga dan melestarikan golok. Serta agar masyarakat memberikan perhatian kepada budaya dan warisan tak benda itu.
Adella menambahkan, pendekar beserta goloknya, memiliki peran besar dalam memperjuangkan Kota Cilegon. Mulai dari peristiwa Geger Cilegon sampai dengan terbentuknya Kota Cilegon.
“Namun, golok tidak hanya milik Pendekar Cilegon. Tapi juga juga Pendekar Banten, Pendekar Nusantara, bahkan dunia. Namun sayangnya, belum ada pihak yang secara khusus membuat sebuah kegiatan tematik tentang golok. Hal ini lah yang mendasari lahirnya Golok Day Festival oleh keluarga besar Pendekar Cilegon yang tergabung dalam IPSI dan HPPB Kota Cilegon serta didukung oleh Pemerintah Daerah Kota Cilegon, juga Kementerian Pariwisata,” paparnya.
Tahun ini, Golok Day Festival diikuti 12 Provinsi dan 28 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Hadir juga sejumlah pendekar dari 9 negara.
Sedangkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, Golok Day Festival, lebih dari sekadar melestarikan golok.
“Acara ini juga merupakan momen pertemuan dan silaturahmi antar lintas Pendekar atau Pesilat di Indonesia maupun Mancanegara. Ajang mereka untuk saling bertukar informasi, bertukar beragam aliran silat, serta memperkuat persatuan dan kesatuan dengan komitmen untuk menjaga NKRI,” katanya.
Dijelaskan Ketua Pelaksana Penyelenggara Golok Day Festival, Deden Sunandar, kegiatan ini memiliki lingkup yang sangat luas. Salah satunya Cilegon Golok Competition.
“Dan sekarang Golok Day Festival lingkupnya sudah semakin luas. Contohnya Cilegon Golok Competition yang berubah menjadi World Golok Competition. Atau Festival Pencak Silat Nasional menjadi Festival Pencak Silat Internasional, Festival Budaya Nasional menjadi Festival Budaya Internasional. Hal ini terjadi karena pesertanya berasal dari mancanegara seperti Asia dan Eropa,” paparnya.
Pada penyelenggaraan tahun 2018 lalu, Golok Day diselenggarakan di Arena Pameran Cilegon Expo. Tepatnya pada bulan Mei 2019. Kegiatan itu disaksikan lebih dari 10.000 pengunjung, Golok Day dihadiri lebih dari 5.000 pendekar dari 7 Provinsi, 22 Kab/Kota dan 5 negara, yaitu Amerika, Swiss, Prancis, Belanda, dan Uzbekistan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, sangat mendukung pelaksanaan event ini. Apalagi untuk mendukung pelestarian budaya.
“Budaya itu semakin dilestarikan akan semakin menguntungkan. Akan semakin tinggi nilainya. Apalagi, Golok Day telah menjadi sebuah event yang ditunggu – tunggu. Baik oleh keluarga Pendekar Nasional, Internasional, maupun masyarakat Indonesia dan mancanegaram” katanya.
Menpar juga memberikan acungan jempol untuk tagline yang diangkat, yaitu Event Mahakarya Lokal dengan Citarasa Internasional.(rif)