JATENGPOS.CO.ID, KENDAL – KKN DR Kendal 2021 mengenalkan moderasi beragama kepada generasi millenial. Melalui webinar yang diselenggarakan pada Rabu (27/1) yang berjalan lancar dan penuh khidmat. Dengan tema “Mensyiarkan Moderasi Beragama” tim KKN Kendal mencoba mewujudkan generasi yang saling mengasihi antar umat.
Kurang lebih 100 peserta sangat antusias mengikuti webinar yang ditunjukkan oleh mahasiswa maupun umum ini. Dengan mengadakan webinar “Mensyiarkan Moderasi Beragama” tim KKN DR ( Dari Rumah) Kendal membantu upaya pemerintah dalam mencegah intoleransi yang saat ini seringkali terjadi di Indonesia.
Di tengah perkembangan zaman dengan banyak sekali berita tentang perselisihan antar agama, ras, maupun suku di Indonesia. Pentingnya pengetahuan moderasi beragama untuk masyarakat Indonesia tidak terkecuali untuk generasi penerus bangsa. Tim KKN DR Kendal 2021 menjadi bagian untuk memberikan sedikit pengetahuan tentang moderasi beragama melalui webinar.
Pemateri webinar MS Viktor Purhanudin, M.Pd. yang juga Dosen FTIK IAIN Salatiga mengatakan “Moderasi beragama dengan akal sehat, agama bisa menjawab permasalahan di dunia ini dengan risening, teknologi, kearifan lokal, dan kebudayaan lokal”.
Acara yang berlangsung dari pukul 09.00 – 11.00 WIB ini mendapat sambutan positif dari para peserta webinar. Banyak pertanyaan-pertanyaan kritis yang diajukan oleh para peserta webinar. Ada juga hal menarik dari salah satu peserta yang memberikan pantun kepada pemateri sebelum memberikan pertanyaan.
Thowiatul Luthfiyah selaku ketua koordinator webinar berharap adanya webinar ini mampu mengingatkan pada semua orang, terkhusus generasi milenial untuk menjaga dan memperkuat keberagaman dalam beragama. Sehingga dalam satu bingkai NKRI ada kesinergian antara kesatuan dan persatuan.
Diakhir acara, pemateri MS Viktor Purhanudin, M.Pd. memberikan pantun yang intinya Indonesia bisa maju bersama dengan syiar moderasi beragama dan mengajak peserta KKN untuk belajar bersama. “Mensyiarkan moderasi beragama saat ini dengan cara pendekatan kebudayaan di wilayah tertentu,” pungkas Viktor yang kini menempuh program Doktor PPS di Unnes ini. (deb/bis).
