SURAKARTA. JATENGPOS.CO.ID- Teaching industry yang diimpikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan tenaga kerja sesuai kebutuhan industri perlahan terwujud.
Tujuh sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Tengah telah mendapatkan dukungan nyata dari sembilan perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI. Bahkan di tujuh sekolah tersebut sudah dibangun dan diberikan fasilitas penunjang sesuai dengan jurusan, serta sesuai skill labour.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, keterlibatan pemerintah dan dunia usaha dalam mendesain perencanaan bersama itu sudah tepat. Artinya kebutuhan tenaga kerja dari industri dapat disuplai dan dipenuhi oleh sekolah vokasi atau SMK.
Ganjar menjelaskan, ada beberapa SMK di Jawa Tengah yang telah merasakan hasil kerja sama selama periode 2021-2022. Di antaranya SMKN 2 Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMKN 6 Surakarta, SMKN 4 Surakarta, SMKN 8 Surakarta, SMK Mandala Bhakti Surakarta, SMKN 2 Sukoharjo, SMK N 3 Semarang, SMKN 2 Kendal dan SMK Tunas Harapan Pati.
Sedangkan sembilan perusahaan yang termasuk dalam konsorsium itu adalah Bakti Barito, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, PT Indofood, PT Sinarmas, PT Agung Sedayu Group, Wings, Garuda Food, Triputra Group dan First Resources.
“Ini sungguh bagus. Tadi pagi saya lari lihat beberapa SMK tenyata untuk yang boga dibantu peralatan dapur, mereka sudah praktik dan masakannya enak. Untuk kesenian, ini ada Konser Hall mini yang mereka bisa menampilkan karya-karya dengan baik,” ujar Ganjar usai meresmikan tujuh revitalisasi SMK di SMKN 8 Surakarta, Rabu (1/3/2023).
Setelah revitalisasi tujuh SMK itu, Ganjar akan terus menggandeng industri untuk meningkatkan kualitas SDM lulusan SMK. Ia sudah mengajukan beberapa sekolah lain agar fasilitasnya ditingkatkan sesuai kebutuhan industri saat ini. Baik dalam bentuk infrastruktur maupun bantuan alat dari perusahaan.
“Nah hari ini saya coba propose lagi beberapa sekolah yang lain agar fasilitas sekolahnya lebih bagus dan kami pengen mengundang siswa-siswa yang, maaf, dari keluarga miskin agar aksesnya lebih banyak lagi. Tiga sekolah yang sudah ada akan ditambah 15 sehingga kami punya 18. Mereka akan bisa mendapatkan akses itu dengan baik dan dibantu oleh perusahaan-perusahaan swasta ini harapan kami lebih canggih lagi,” jelasnya.
Ketua Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI, Primadi Serat, mengatakan peduli diartikan sebagai industri yang membutuhkan SMK sebagai tenaga kerja. Selain itu, para pengusaha tidak ingin melihat adanya pengangguran.
“Selain membutuhkan tenaga kerja SMK, kami melihat tidak ingin ada pengangguran. Lulusan SMK bisa menjadi penggerak roda perekonomian,” ungkapnya.
Primadi menambahkan, bangunan fisik tidak serta merta mengubah sekolah biasa menjadi sekolah unggulan. Sebab, yang menurutnya paling penting adalah menyelaraskan kurikulum dan melatih guru agar kompeten.
Dia mencontohkan, misalnya di SMKN 8 Surakarta yang melibatkan seniman ternama Garin Nugroho dan Eko Supriyanto (Eko Pece) untuk menggarap pertunjukan.
“Percuma gedung dibangun tapi SDMnya tidak. Kami ingin bangun teaching factory. Sekarang ada 7 sekolah, kami targetkan akhir 2024 ada 16 sekolah yang kami revitalisasi,” ujarnya di depan Ganjar. (ul/muz)