Amanat Gus Dur Baru Terpenuhi Usai Sewindu Wafat

JATENGPOS.CO.ID, JOMBANG – Tiga orang mantan menteri kabinet Persatuan Nasional yang dipimpin Presiden KH Abdurrahman Wahid akan menghadiri haul almarhum di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada 28 Desember 2017.

“Ketiga mantan menteri Kabinet Gus Dur itu sudah mengonfirmasikan kehadiran mereka. Dan ketiganya akan memberikan testimoni selama mendampingi salah satu cucu Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari tersebut,” kata Ketua Panitia Haul ke-8 Gus Dur PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, Iskandar dalam rilisnya, Rabu.

Kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, ini mengatakan ketiga mantan menteri itu antara lain Mahfud MD (Menteri Pertahanan), Rizal Ramli (Menko Ekuin) dan Khofifah Indar Parawansa (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN).

Baca juga:  Kemenag Buka Pelunasan Biaya Haji Tahap II

Kegiatan peringatan iakan dimulai dengan agenda dari Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia (Ishari) Jombang. Diperkirakan, jamaah yang hadir lebih dari 10 ribu orang.


“Nanti, acara dilanjutkan kataman Al-Quran, pada Kamis, hingga siang hari. Siang hingga sore diisi oleh pementasan jamaah ‘Seribu rebana’ yang dipimpin KH Nurhadi alias Mbah Bolong. Puncak acara haul diisi dengan tahlil dan pengajian umum,” kata dia.

Iskandar menambahkan, dalam haul 2017 tergolong istimewa, karena terlaksananya amanat Gus Dur terkait prasasti makamnya yakni agar di makamnya diberi tulisan “Di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan”.

Amanat tersebut baru bisa diwujudkan oleh keluarga setelah hampir sewindu Gus Dur wafat dan dimakamkan di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang.”Prasasti tersebut telah diresmikan oleh Ibu Sinta Nuriyah (istri Gus Dur) bersama keluarga pada 9 September 2017 lalu,” tambah dia.

Baca juga:  Kendalikan Omicron, Pemerintah Perpanjang PPKM

Menurut putri kedua Gus Dur Zannuba Arifah Chafsoh atau dikenal sebagai Yenni Wahid, tulisan dalam prasasti tersebut sengaja dibuat dalam empat bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan China, untuk menggambarkan universalitas sosok Gus Dur.

Gambaran universalitas sosok Gus Dur juga tercermin dari pilihan batu yang menjadi bahan prasasti tersebut. Prasasti berukuran 115 x 60 sentimeter dan setinggi 45 sentimeter itu tersusun dari tiga batu yang mewakili tiga peradaban dan telah berusia jutaan tahun.

Batu besarnya adalah Verde Patricia, marmer hijau yang berasal dari India. Di tengahnya terdapat onyx hijau yang berasal dari Persia. Sedangkan tulisan yang berisi pesan Gus Dur dalam empat bahasa dipasang di Statuario, batu marmer dari Italia. (drh/ant)

Baca juga:  Inilah Antek AS yang Siap Pindahkan Kedutaannya ke Yerusalem