JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Dampak positif kehadiran GoTo yang merupakan hasil kolaborasi Gojek dan Tokopedia terhadap perekonomian Indonesia dinilai signifikan. Terutama dari sisi ekonomi digital yang bahkan akan menjadi contoh bagi pelaku digital di negara lainnya.
“Kehadiran GoTo memunculkan integrasi ekonomi. Artinya kolaborasi ini akan meningkatkan efisiensi di tingkat entitas perusahaan baru dan menurunkan biaya yang dikenakan kepada pengguna. Selain itu juga memunculkan integrasi fungsional yang berarti meningkatkan efisiensi di tingkat penguna merchant atau mitra dan menurunkan ongkos produksi.” Ungkap Ekonom Digital LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Chaikal Nuryakin, dalam seminar virtual ‘Dampak Merging Antara Platforms: Studi Kasus Gojek dan Tokopedia’ yang digelar LPEM FEB UI, Rabu (2/6/2021).
Dari riset LPEM FEB UI sebelumnya, kontribusi pra kolaborasi Tokopedia sebesar 1,1% (LPEM UI, 2019) dan Gojek sebesar 0,7% (LD FEB UI 2019) terhadap PDB Nasional atau secara total 1,8% dari PDB Nasional.
Sedangkan dalam riset terbaru hari ini, diungkapkan kontribusi total Gojek dan Tokopedia pasca kolaborasi akan sebesar 1,9% sampai 2,1% dari PDB Nasional. ”Terdapat stimulus sebesar Rp 17 triliun sampai Rp 35 triliun kepada perekonomian dari kolaborasi Tokopedia dan Gojek,” terangnya.
Seiring waktu, Chaikal meyakini, dampak positif kolaborasi GoTo akan semakin berkembang terhadap perekonomian Indonesia karena keduanya sedang terus bertumbuh. Selain itu, diyakini juga akan berdampak positif terhadap peningkatan inklusi keuangan Indonesia.
”Memang salah satu hasil studi kami menghasilkan kesimpulan bahwa e-Commerce meningkatkan inklusi keuangan Indonesia. Baik dari segi penggunaan maupun dari segi kepemilikan. Kita tahu ini kan target pemerintah untuk masyarakat Indonesia bisa masuk ke industri keuangan. Misalnya untuk distribusi bantuan pemerintah dan untuk akses terhadap modal usaha masyarakat UMKM,” imbuh Chaikal.
Peran inklusi keuangan tersebut kemudian bisa dimaksimalkan oleh Gojek dalam kolaborasi GoTo karena Gojek sudah memiliki layanan pembayaran digital.
”Kami dari OJK juga melihat inovasi keuangan yang bisa muncul dari sinergi platform ini,” ucap Kepala OJK Institute, Agus Sugiarto, saat memberikan sambutan pada kesempatan yang sama.
Potensi inovasi dimaksud, menurutnya, seiring dengan cashless maupun non-physical transaction yang semakin besar. ”Kita berharap dengan munculnya GoTo ini ekonomi digital kita semakin maju. Kalau berkaca pada Global Competitiveness Index dari negara Indonesia masih jauh di level ASEAN maupun global. Kita berharap GoTo ini bisa membuat Global Competitiveness Index kita semakin maju,” terusnya.
Agus mengatakan saat ini pangsa ekonomi digital di Indonesia masih sekitar 5% dari PDB. Berada di bawah Thailand, Singapura, bahkan India yang sudah lebih dari 20%.
“Jadi GoTo bisa mendorong pertumbuhan ekonomi digital semakin berkembang, bisa memberikan kontribusi yang semakin besar kepada PDB, dan semoga bisa menyalip negara lain dan sekaligus juga bisa menjadikan Indonesia sebagai hub ekonomi digital minimal di Asia Tenggara,” harapnya.
Peneliti Senior LPEM FEB UI Prani Sastiono menyoroti adanya dampak positif GoTo kepada kewirausahaan baik informal maupun formal. “Kami menilai Gojek dan Tokopedia menurunkan barrier to entry (hambatan untuk memulai usaha, Red.) dalam mendirikan usaha sehingga mendorong lebih banyak orang untuk berwirausaha,” kata Prani. (dea)