440 Perusahaan Babak Belur Dihajar Pandemi

Jateng tidak akan Melakukan Lockdown!

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG — Sedikitnya 440 perusahaan di Jawa Tengah babak belur dihajar Pandemi Covid-19 sepanjang 2020. Dari jumlah itu, bahkan 11.438 pekerja harus jadi korban PHK dengan 36.132 orang lainnya harus dirumahkan.

Demikian dipaparkan Ganjar dalam Webinar Seri III “Kebijakan Pemerintah Daerah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19” yang disiarkan akun Youtube resmi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kamis (17/6).

Perusahaan yang jatuh bangun dihantam Covid-19 sebagian adalah perusahaan padat karya seperti industri tekstil hingga mebel.

“Ada 440 perusahaan garmen, tekstil, mebel, itu yang terdampak cukup serius,” kata Ganjar.

iklan

Bahkan dari jumlah perusahaan tersebut saat ini ada yang mulai mengalami kesulitan untuk mengembalikan pinjaman kepada pihak perbankan. sehingga ini juga menjadi sorotan oleh dirinya.

Baca juga:  Menunggak Pajak, 3.247 Kendaraan di Kudus Diblokir

“Beberapa perusahaan tekstil yang ada di Jateng mulai punya masalah terkait dengan hubungannya dengan perbankan. Ini karena beberapa di antaranya menggunakan bank asing,” ungkapnya.

Itu semua berimbasn pada angka kemiskinan di Jateng. Ganjar menyebut angka kemiskinan di wilayahnya pada tahun 2020 sebesar 13,40 persen-12,30 persen. Sedangkan tahun 2021 berada pada rentang 11,94 persen-11,02 persen.

Ganjat mengatakan, salah satu strategi pemulihan ekonomi berkaitan dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Prasyarat ekonomi tumbuh ini memang prokesnya mesti ketat. Memang kadang-kadang antara prokes dan pertumbuhan ekonomi ini menekan prokes yang ketat, ekonominya rontok gitu. Membiarkan prokesnya agak longgar ya ekonominya tumbuh,” ujarnya.

“Maka ada mitigasi-mitigasi yang kita harapkan lebih presisi maka kami mengambil risiko. Risiko kami ambil di tempat-tempat pasar. Maka pasar ini pengelolaannya memang tidak mudah tapi kita tidak mungkin nutup. Sekali lagi tidak mungkin nutup,” lanjutnya.

Baca juga:  Tingkatkan Penelitian di Berbagai Bidang untuk Akhiri Kondisi Ketidakpastian akibat Pandemi

Lebih lanjut, Ganjar mengungkapkan kalau pada awal-awal pandemi Covid-19 per Mei 2020, Pemprov Jateng melakukan simulasi terkait lockdown. Apakah Jateng kuat melakukan lockdown?

“Saya sudah menghitung semuanya jawabannya nggak kuat. Maka saya tidak akan melakukan PSBB, tidak akan melakukan lockdown. Maka dengan adanya PPKM mikro, lockdown-nya sekarang dilakukan RT, lebih kecil lagi, sehingga aktivitas yang lain bisa berjalan sesuai data epidemiologis yang tadi saya sampaikan,” kata Ganjar.(udi)

iklan