Selama PPKM Darurat Mobilitas Warga Jateng Baru Turun 15 Persen

Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Rudianto dan Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, memberikan keterangan pers. Foto : aji jarmaji/jateng pos

JATENGPOS.CO.ID, BOYOLALI – Mobilitas masyarakat di wilayah Jawa Jateng dalam Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat ini baru turun 15 persen. Pergerakan masyarakat akan ditekan terus untuk mengurangi persebaran virus Corona atau Covid-19 yang saat ini melonjak tinggi.

Hal tersebut diungkapkan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Rudianto, dalam amanatnya pada apel gelar pasukan gabungan Satgas penanganan COVID-19 Kabupaten Boyolali, bersama Kapolda Jateng Irjen Pol. Ahmad Luthfi di Alun-alun Kidul Komplek Kantor Terpadu Pemkab Boyolali, Rabu (7/7) kemarin.

“Disinyalir di wilayah Jawa Tengah ini, berdasarkan pantauan google map, bahwa kita terdapat penurunan pergerakan, baik itu orang, kendaraan itu kurang lebih 15 persen,” kata Mayjen TNI Rudianto.

Baca juga:  Peringati HUT Bhayangkara, Polda Jateng Gelar Bakti Sosial di Mranggen

Rudianto menyatakan, penanganan COVID-19 terus dipantau setiap hari oleh Menko Maritim dan Investasi yang ditugaskan oleh Presiden. Salah satu indikasi berhasil tidaknya penerapan PPKM darurat yakni penurunan mobilitas masyarakat.


Namun, penurunan pergerakan warga di wilayah Jateng masih dibawah target nasional yakni 30 persen. Sehingga diperlukan upaya-upaya untuk meminimalisir mobilitas penduduk tersebut.

“Kita harus melakukan upaya-upaya untuk meminimalisasi pergerakan orang setiap harinya. Apakah siang dan malam hari,” ujar dia.

Untuk di siang hari, lanjut dia, bisa diberlakukan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi karyawan perkantoran yang masuk non kritikal. Kemudian tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian, tempat berkumpulnya orang, harus dievaluasi dan dibatasi.

Baca juga:  Diperkirakan 30 Ribu Kendaraan Lewati Tol Solo-Ngawi Pada Saat Lebaran

“Kami mengimbau kepada masyarakat berkenan untuk menahan diri untuk selama kurang lebih dua minggu sampai tanggal 20 Juli (2021) nanti, kalau tidak penting, saya sarankan untuk tinggal di rumah saja. Karena angka perkembangan COVID-19 hari ini cukup tinggi. Jadi di rumah saja, sehingga kita harapkan pergerakan orang dari satu titik ke titik yang lain ini dapat kita kurangi. Karena pandemi ini kariernya adalah manusia,” imbau dia.

Sementara itu Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, menambahkan pembatasan mobilitas di wilayah aglomerasi akan diperketat. Boyolali merupakan salah satu daerah penyangga aglomerasi Solo.

Di pintu keluar masuk Boyolali, baik yang dari dan menuju Solo, akan dilakukan penyekatan. Sehingga mobilitas masyarakat akan ditekan selama PPKM darurat dilaksanakan. Penyekatan tersebut di Bangak, Kecamatan Banyudono, Boyolali.

Baca juga:  Karaoke di Pati Nekat Buka, LC dan Belasan Tamu Diamankan

“Boyolali adalah daerah penyangga untuk wilayah Solo. Maka nanti akan dilakukan penyekatan di wilayah Bangak (Banyudono, Boyolali) dari dan menuju Kota Boyolali, lajur kanan dan lajur kiri, TNI-Polri akan melakukan penyekatan selektif prioritas,” tegas Irjen Pol Ahmad Luthfi. (aji/rit)