JATENGPOS.CO.ID, KAB. BANDUNG BARAT – Peluang pengembangan sektor pertanian masih terbuka, termasuk dalam kerangka penguatan inklusi keuangan.
Berdasarkan data Februari 2021, kredit perbankan yang disalurkan pada sektor pertanian di Jawa Barat mencapai Rp11,6 triliun, meningkat 8,60% (yoy) dibandingkan Desember 2019 yang mencapai Rp9,67 triliun.
“Data Bank Indonesia mencatat ada peningkatan pada kredit pertanian. Kondisi ini memperlihatkan potensi sektor pertanian yang terus menggeliat, bahkan di masa pandemi,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto, di acara Kick Off Petani Milenial di Lembang, Jumat (26/3/2021).
Jumat pagi, Pemeritah Daerah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat (termasuk BI Tasikmalaya dan BI Cirebon), Agro Jabar, Bank bjb, dengan didukung pemerintah kabupaten/kota, pondok pesantren dan berbagai pihak lainnya, secara resmi melakukan kick-off program Petani Milenial yang dihelat di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Program yang mengusung tagline “Tinggal di Desa, Rejeki di Kota, Bisnis Mendunia” ini antara lain bertujuan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian Jawa Barat yang memiliki inovasi, gagasan, dan kreativitas.
Saat ini, sektor pertanian belum menjadi magnet pekerjaan bagi generasi milenial di Jawa Barat. Jumlah petani muda di Jawa Barat masih relatif kecil.
Di sisi lain, sektor pertanian yang merupakan sektor unggulan penyumbang ekonomi terbesar ke-3 di Jawa Barat membutuhkan kontribusi tenaga kerja muda yang memiliki intensitas pemanfaatan teknologi dan daya inovasi tinggi.
Melalui program Petani Milenial ini diharapkan akan menggerakkan kewirausahaan bidang agrikultur yang menjadikan wajah pertanian menjadi lebih segar dan atraktif dengan produktivitas tinggi untuk bisa berkelanjutan menuju swasembada pangan di Jawa Barat.
Herawanto menambahkan, program Petani Milenial selaras dengan tugas pengendalian inflasi, program pengembangan ekonomi dan UMKM, termasuk pengembangan ekonomi pesantren dan perluasan digitalisasi ekosistem ekonomi yang telah dan akan dilakukan Bank Indonesia, baik di masa pandemi maupun di masa pasca pandemi.
Beberapa model bisnis digital farming yang dikembangkan oleh pondok pesantren mitra Bank Indonesia, sebagai contoh sebagaimana dilakukan oleh Pondok Pesantren Al Mizan dan Pondok Pesantren Al Kautsar dapat disinergikan dengan program Petani Milenial.
Lebih lanjut Herawanto menyampaikan, program Petani Milenial ini juga menjadi bagian dari upaya memperluas dan mendorong peningkatan aktivitas sektor pertanian, sebagai salah satu sektor utama di Jawa Barat. Sektor pertanian diharapkan dapat memperkuat daya beli masyarakat melalui pendapatan yang diperoleh para petani milenial.
Kesuksesan program Petani Milenial yang didukung oleh penerapan teknologi secara end to end, juga selaras dengan percepatan digitalisasi ekonomi, khususnya di sektor pertanian.
Keberhasilan program Petani Milenial ini tentunya memerlukan dukungan berbagai pihak, tidak hanya pemerintah provinsi, tetapi juga seluruh pemerintah kabupaten/kota, otoritas penting seperti Bank Indonesia, OJK, perbankan, perguruan tinggi, asosiasi, kelembagaan ekonomi desa, serta pelaku model bisnis pertanian yang sudah berhasil.
“Sebagai wujud nyata dukungan, dalam kesempatan kick-off, BI Jawa Barat dan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jawa Barat menyampaikan bantuan berupa hand tractor untuk turut menyukseskan program Petani Milenial,” tuturnya. (teguh)