JATENGPOS.CO.ID, – Al-Qura’n adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai rahmat dan petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya. Membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an termasuk ibadah dan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain mempelajari Al-Qur‘an dan mengamalkannya, kita umat Islam juga disarankan untuk menghafal Al-Qur‘an, sebab, menghafal Al-Qur‘an merupakan salah satu perbuatan yang sangat terpuji dan mulia.
Menghafal adalah merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh semua siswa tingkat sekolah dasar, khususnya menghafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, karena menghafal Al-Qur’an itu memiliki beberapa manfaat diantaranya; a). Mendapat pahala kebaikan, b). Meningkatkan kecerdasan, c). Memberikan kesehatan jasmani, d). Menentramkan hati, e). Menyelamatkan di dunia maupun di akhirat, f). Serta merupakan salah satu cara menjaga kemurnian Al-Qur’an.
Dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terdapat salah satu kompetensi dasar, yaitu siswa menunjukkan hafalan salah satu surat Al-Qur’an. Pada saat proses pembelajaran daring, guru memberikan tugas kepada siswa kelas V untuk menghafal QS. At Tin selama satu pekan dan mengirimnya dalam bentuk video, ternyata disini muncul permasalahan yaitu dari 45 siswa kelas V SD Negeri Jambusari 03 yang menghafal dengan benar dan lancar hanya sekitar 38%, selebihnya masih belum hafal.
Permasalahan di atas membuat penulis sebagai guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencari penyebabnya dan mencari bagaimana cara agar kemampuan menghafal para siswa dapat ditingkatkan. Setelah penulis kaji ada beberapa penyebab munculnya masalah tersebut, diantaranya; a). Rendahnya minat siswa untuk menghafal, b). Metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat, c). Beberapa orangtua kurang mampu membimbing anak-anaknya dalam menghafal.
Untuk mengatasi masalah tersebut penulis mencoba menerapkan metode drill teknik belajar mandiri pada proses pembelajaran, menurut Nana Sudjana (2011, h. 86), metode Pembelajaran drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara bersungguh-sungguh untuk menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi permanen. Sedangkan teknik belajar mandiri dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik didalam kelas maupun diluar kelas, ini merupakan salah satu bentuk pembagian dari metode drill.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru berkeliling mendatangi kelompok-kelompok kecil menerapkan metode drill teknik belajar mandiri, melalui fase pemberian latihan, dengan mempertimbangkan tujuan, jenis tugas, kemampuan siswa, dan waktu yang diberikan, kemudian fase pelaksanaan latihan, adanya dorongan dari guru agar siswa melakukan sendiri, bukan menyuruh orang lain, selanjutnya fase mempertanggungjawabkan latihan, refleksi dari apa yang telah dipelajari serta kendala apa saja yang ditemui siswa dalam proses pelaksanaan keterampilan menghafal, sehingga didapat solusi untuk mengatasi kendala tersebut agar kemampuan siswa dalam menghafal dapat ditingkatkan.
Kesimpulan dari paparan diatas menjelaskan bahwa setelah proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode drill teknik belajar mandiri, kemampuan menghafal siswa kelas V SDN Jambusari 03 dapat ditingkatkan dari 38% menjadi 93%. Serta mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya; a). Siswa dapat mempergunakan daya fikirannya dengan baik, karena pembelajaran yang baik siswa akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya, b). Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam ingatan murid, c). Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi langsung dari guru, memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga, d). Dapat menghemat waktu belajar, e). Kemampuan menghafal siswa meningkat.
AHMAD SHOBARI, S.Pd.I
Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SD Negeri Jambusari 03 Jeruklegi