Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Melihat begitu pentingnya pendidikan kewarganegaraan, maka hampir semua dunia memasukkanya di dalam kurikulum pendidikan. Karena pada hakikatnya masyarakat harus dapat membantu dan berpartisipasi dalam pembangunan Negara dan bangsa yang lebih baik.
Mengingat pentingnya pendidikan kewarganegaraan, maka seluruh siswa harus bisa memahami dan mengetahui tentang pendidikan kewarganegaraan. Namun, fenomena yang terjadi justru banyak siswa yang tidak tertarik dengan pendidikan kewarganegaraan khususnya siswa kelas 1 SD Negeri Petarangan. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar mengenal simbol-simbol pancasila. Mereka bosan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, mereka tidak fokus dalam pembelajaran justru hanya bermain sendiri dan ngobrol dengan teman. Oleh karena itu, guru harus melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas dengan menerapkan metode yang sesuai dengan keadaan siswa. Metode yang dipilih adalah Index Card Match (ICM). Harapannya metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
ICM atau mencocokkan kartu indeks adalah bentuk pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi masalah belajar dengan mencocokkan atau mencari pasangan kartu yang berisikan pertanyaan dan jawaban. Menurut Silberman (2006:240) menyatakan ICM adalah salah satu model pembelajaran yang menyenangkan dan aktif untuk meninjau ulang materi yang sebelumnya atau sesudahnya yang pernah diajarkan yang ditandai dengan cara permainan kartu dengan cara mencari pasangan menggunakan potongan kertas yang berisikan pertanyaan serta jawaban. Kurniawati (2009:154) juga mengatakan bahwa ICM adalah strategi pembelajaran yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang pernah diajarkan.
ICM menuntut siswa untuk saling bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa pun dilatih agar cermat dalam memahami materi pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan ICM yaitu : guru menyiapkan potongan kertas sebanyak siswa yang ada di kelas, potongan kertas dibagi menjadi 2 bagian yang sama, kertas yang satu berisi pertanyaan dan yang satunya lagi berisi jawaban, potongan kertas tersebut dicampur aduk secara acak, masing-masing siswa mengambil satu potongan kertas baik itu jawaban atau pertanyaan, siswa yang mendapat pertanyaan harus mencari jawaban kepada teman lain begitu sebaliknya, setelah menemukan pasangan guru meminta siswa untuk duduk bersama pasangannya, kemudian siswa yang mendapat pertanyaan membacakan pertanyaan dengan suara keras dan siswa yang mendapatkan jawaban juga membacakan jawabannya setelah pertanyaan selesai dibacakan begitu seterusnya secara bergantian, setelah selesai semuanya kertas pertanyaan dan jawaban ditempel pada papan tulis, terakhir guru membuat klasifikasi dan bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
Penggunaan metode ini dapat menumbuhkan situasi yang menyenangkan karena pembelajarannya dapat menarik perhatian siswa. Siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, suasana kelas menjadi hidup, menyenangkan , dan menyemangati siswa untuk selalu belajar.
Faktanya paling penting, dengan ICM ini hasil belajar siswa yang awalnya rendah dapat meningkat sesuai dengan target yang diharapkan.
Oleh : Ani Indaryati, S.Pd.
Guru SD Negeri Petarangan, Kledung, Temanggung